Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Tiba-Tiba Hujan

Padahal aku tidak mengharapkannya. Berharap hujan turun, tapi kenapa hujan selalu datang disaat yang bahkan aku tak tahu itu? Malah aku berharap kamu yang datang. Ah, aku hanya seorang pemabuk cinta yang selalu berharap kekasihnya itu mengucapkan 'selamat malam' maupun sekedar berkata 'aku cinta kamu'. Mungkin hujan kali ini pertanda air mataku yang masih sembunyi di sarangnya dan belum mau keluar, memang sudah kutahan sedemikian rupa agar tidak tumpah. Tapi tetap saja, Tuhan tidak setuju kalau air mataku ini jatuh, jadi diganti-Nya hujan yang tiba-tiba saja turun ini. Aku ingin sekali, terbesit di pikiranku, aku ingin mandi hujan, berdua saja. Tak peduli betapa bodohnya kita berdua tidak berteduh di pinggir jalan. Bermain genangan hujan sambil berlarian. Tak peduli malamnya masuk angin. Tak peduli orang lain melihat kita. Cuma kita berdua, bergandengan tangan. Mengulang kenangan yang hangat dulu. Memperlihatkan masing-masing senyum lebar kita berdua. Atau bila itu tak

Just A Feeling

Aku tahu, rindu itu berat. Aku tahu, memendam rasa kangen itu tak akan ada habisnya. Tapi, bagaimana caranya aku bisa mengurangi rasa kesedihanku, kalau kamu menghilang? Kalau kamu pergi? Dan sejuta pertanyaan lain yang mungkin kamu pun tidak mau mendengarnya. Aku tahu, aku sedang mencoba dan berusaha untuk tidak selalu memikirkan bayanganmu, apalagi kehadiranmu. Tapi, apa kamu tahu? Aku takut kalau aku akan terbiasa dengan ini. Terbiasa akan ketidakhadiranmu disini. Senyumku seakan pudar setiap harinya. Kebahagiaanku semakin lama semakin menipis. Di tengah keramaian pun aku masih merasa asing. Kemana diriku yang lama? Diriku yang terbiasa tertawa saat bersamamu? Aku bukan mati rasa, tapi hanya saja aku masih bingung berada disini. Mungkin zona nyaman ku sudah melewati batasnya? Aku gagap. Yang aku butuhkan bukan kamu saja. Tapi kebahagiaan yang telah kamu simpan disitu, senyum yang kamu curi dan kamu kubur dan entah kapan kamu gali lagi. Apa aku ini egois? Hanya mementingkan diriku s

Desember

Aku tak tahu ingin menulis apa. Tapi yang jelas, sudah beribu-ribu kata yang sudah terangkai di pikiran dan harus segera dituang. Dimanapun itu. Hei, Desember. Datang dengan sombongnya karena hal itu yang paling ditunggu oleh sejuta umat, yang ingin merayakan hari kebahagiaan, menutup tahun. Datang dengan hembusan angin di jalan, perkotaan, toko-toko, sampai gang kecil. Pelangi pun senang mampir di penghujung tahun 2016 ini. Sayang, hujan masih malu menampakkan dirinya hari ini. Mungkin besok? Atau lusa? Entahlah. Hujan akan selalu aku tunggu meskipun aku tak menginginkannya. Bertubi-tubi rindu di dada, selalu menginginkan kehadirannya, kesal ketika ia tak ada. Bahkan bayangannya pun tak cukup kuat untuk menahan beban rindu. Senyum simpul yangselalu di rindukan, telapak tangannya yang kasar, hingga rambutnya yang halus tipis itu. Aku bahkan tak menyangka, kenapa bisa sedalam ini aku mencintainya? Tak ada yang tahu. Berharap di penghujung tahun ini, tahun depan, atau bahkan sep

Tentang Rindu

Hujan yang selalu aku tunggu, akhirnya tiba. Terimakasih semesta! Aku hanya ingin ditemani oleh suara hujan yang membuat aku tentram, dan merasakan kesepian dengan tenang. Gemuruh dan petir cuma bonus. Tentang rindu yang selalu aku pendam untuknya, dan terluap ketika pertemuan menjadi obatnya, pelukan menjadi penawarnya. Aku ingin sendirian, ketika hujan turun. Mengingat semua kenangan bersamanya, kenangan yang indah maupun kenangan buruk. Bercanda, tertawa, menangis, berduka, merasakan hangatnya, harum tubuhnya, dan semua tentang dirinya. Melihat tetes embun hujan dan bayangan akan diriku lewat kaca, selalu ada dirinya di sampingku. Hanya bisa tersenyum ketika jauh darinya. Berharap akan segera bertemu entah kapan itu. Meneteskan air mata ketika mendoakannya, berharap ia baik-baik saja, dan berharap ia sehat selalu, berdoa sampai kapan aku bisa menahan rasa rindu yang tak terhingga ini. atau melewati hujan bersama, tanpa payung, tanpa pelindung, hanya berdua. Menikmati derasnya hujan

Dia, dengan segala kekurangannya.

Dia manis, tinggi. Banyak kelebihan yang dia punya. Dia punya cara sendiri untuk buat hati ini kembang kempis. Dia bisa buat kejutan yang sederhana dan aku bisa ingat sampai saat ini. tapi bukan itu yang ingin aku banggakan darinya. Banyak kekurangan yang dia punya yang sampai sekarang, mungkin masih sama. Hmm apa ya? Aku dibuat bingung karena saking banyaknya kekurangan yang dia punya, hehe. Oh iya ada satu, dia suka ngiler. Apa itu bisa disebut kekurangan ya? I guess not sih. Kekurangan apapun yang dia punya, seperti anugerah buatku. Karena aku sadar, aku juga punya kekurangan, banyak malah. Tapi aku cuma bisa jalanin semua apa kekurangan yang aku punya, kalau memang ada yang salah sama diri ini, selalu ada keluarga, sahabat dan handai tolan (?) yang mengingatkan. I just want to be myself. Sudah terlalu banyak tekanan, cacian, hinaan, dan semua asem garem kehidupan selama menjalani sebagai seorang “Misbahul Hanifa” termasuk ditinggal pacar dengan alasan yang engga masuk akal, dan se

Aku Engga Ngerti

Hati, otak, tangan udah gak tahan lagi buat ngeluapin rasa ingin gue untuk nulis. Bukan nulis sih sebenernya, tapi curhat (kan pake nulis juga) yah begitu lah. Sepertinya diri ini udah engga sinkron sama lingkungan sekitar karena kegalauan gue, dan semesta pun tau gue sedang bersedih. Karena udah seminggu ini lagu itu itu aja yang diputer. Lagu favorit gue sepanjang masa, lagunya Maroon 5 yang judulnya Just A Feeling. Entah kenapa lagu itu mewakilkan perasaan gue sekarang ini, bukan lirik yang gue utamakan, tapi memang musiknya yang menjadi favorit gue sampai sekarang. Hai semesta, dapatkah dirimu menerjemahkan kegelisahanku ini? TSAH~ Apa ya, pokoknya gue harus meluapkan isi hati gue sebanyak apapun, meskipun ini temanya engga jelas (banget), biar minggu depan gue tenang menjalani UTS (Ujian Tuh Santai) :’). Ah pokoknya gue mau teriak-teriak di tulisan ini.  ARRRRRRRRRRRRRRRRRRRGH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.  Tapi tetap aja air mata gue engga keluar, ud

MESTAKUNG

Kembali ke penghujung bulan. Rupanya gue selalu teringat kalau gue belum posting sesuatu di blog ketika udah mau akhir bulan. Entah itu sugesti atau apa, tapi yang pastinya gue selalu ingat gue harus menghidupkan jari-jari dan imajinasi gue untuk suatu tulisan, meskipun tulisannya gak jelas, toh orang cakep mah bebas (?) Akhir-akhir ini banyak hal yang membuat gue termenung. Bahwa kita gak sendirian (well, buat yang jomblo kronis pasti mikirnya udah kemana-mana). Maksudnya gak sendirian ini adalah, kita masih punya bumi yang bisa kita pijak, punya keluarga yang sayang sama kita, dan punya semesta yang selalu bisa kita peluk. Loh kok semesta? Pasti bingung ya. Bagi orang-orang yang mungkin selalu berpikiran negatif atau selalu menutup diri dan bersedih, atau bahkan gabisa menyelesaikan permasalahan yang terlalu rumit dan malah melarikan diri dari masalah itu. Itu salah, bukan seharusnya begitu. Disini gue tidak men-judge siapapun, karena banyak juga masalah diluar sana yang bahkan

BAHAGIA DAN LUKA

Sudah di penghujung bulan dan gue rasa jari-jari gue sudah mulai gatal. Terlalu banyak pikiran yang menjalar di otak dan benak gue. Gue menulis ini pun sambil menangis? Kenapa? Ya karena harus dikeluarkan. Banyak sekali hal yang gue lewatin di bulan yang menjadi bulan favorit gue. Yap, gue berulangtahun 3 hari yang lalu. Senang? Pasti, tapi semakin bertambah nya umur, hal itu menjadi yang biasa dan ya sudah, asal pandai bersyukur karna masih diberi umur dan khawatir apa umur yang sekarang sudah bisa memberi manfaat kepada orang lain? Apa malah menyusahkan banyak orang? Wallahualam. Bulan Agustus memang banyak memberikan gue kebahagiaan. Selain ulang tahun, gue bisa berbahagia melihat teman-teman gue mendapatkan gelar baru mereka. Wisuda. Jeri payah, usaha, tangis, peluh. Semua mereka rasakan. Dan akhirnya berujung bahagia dengan apa yang mereka perjuangkan selama 4 tahun tersebut. Gue turut mendoakan. Lagi, seorang cewek yang bisa dibilang teman sepergilaan gue, selamat dan lancar da

Taste of Life

"Gue gak suka dia, kalo ngepost foto senonoh, gak sopan."  "Gue gak suka ih, lebay banget pacaran nya. Kayak bakal jadi aja nanti." "Share kata-kata motivasi mulu, sok bijak banget sih." Dan sejuta kalimat lainnya yang selalu dan pasti orang-orang pikirkan ketika lagi buka socmed, ya kan? ya dong? Kalian munafik kalo ga mengakuinya. Gue hargai kejujuran kalian, karena pada dasarnya manusia itu lemah. Lemah karena ingin di akui bahwa kalian ada. Lemah karena ingin terlihat kuat didepan yang lainnya. Yo, disini otak gue masih seger banget buat ngepost, padahal gue harus bangun sahur nanti, tapi apadaya tangan terlalu gatel kalo ga segera mengisi blog gue yang isinya kurang-lebih-mellow itu. Mau gimana lagi, itulah isi otak gue yang udah gue keluarin. Mau suka apa engga, karena sesuai dengan judul blog gue, life about myself. Kembali ke topik. Sebagai manusia (alhamdulillah gue masih jadi manusia), kita dikasih berbagai macam perasaan oleh Tuhan dan it

Still

Dia tak lupa berdoa, kepada Tuhannya agar selalu diberi kesehatan dan keselamatan untuk keluarganya, serta orang yang di cintainya. Meskipun bukan miliknya lagi, cinta bukan harus saling memiliki kan? Karena sejatinya cinta yang menguatkan adalah ketika dia tak mampu berkata lewat mulut, tapi lewat hati dan senantiasa berdoa. Berdoa untuk kebaikannya, dan merasa tenang ketika sudah mengucapkannya. Sejauh jarak apapun, ia selalu hangat dikenang, ketika menyakitkan, jadi pelajaran. Dewasa itu pilihan, kebanyakan orang berkata itu, ya memang benar. Butuh banyak ujian dan terpaan yang dihadapi. Pilih untuk jalan ke depan, jalan di tempat atau mundur lagi? Silahkan pilih. Semuanya pasti ada konsekuensinya, aku yakin. Dan jangan lupa, ikuti kata hatimu melangkah, dengan doa yang menguatkan. Apapun jalan yang diambil pasti akan terasa ringan. Aku pilih jalan kedepan meskipun aku berharap sisa masa laluku (yang pasti baik) akan ikut juga. Biarlah yang tidak enak dikenang cukup disimpan di temp

Catatan Kecil

Jika bukan ini jalan yang kita inginkan, biarkan takdir yang menuntun jalan kita kembali. Jika bukan kamu yang menjadi bagian dari dalam hidupku, biarkan Tuhan yang memilih untuk siapa kamu ada dan untuk siapa aku dilahirkan. Jika aku tidak mampu untuk bertahan, biarkan doa yang jadi penguatnya. Jika masih ada harapan, pasti penantian tak akan sia-sia. Jika memang kamu bukan untuk ku, biarkan rasa ini tumbuh dan mati dengan sendiri nya. Maaf, bukan sok puitis, cuma cara ini aku bisa lakukan. Selamat malam :)

Tentang Rindu

Aku masih rindu, tak peduli kau mau berkata apa. Aku hanya rindu. Cukuplah bagiku mengingat wajahmu yang manis itu. Yang kuinginkan bukan hanya sekedar bertemu. Tapi yang kuinginkan adalah semua cerita tentang dirimu. Entah kau akan mau mendengarkan ceritaku atau tidak. Yang jelas aku ingin mendengarkan kisahmu. Aku akan setia duduk disini menantimu, untuk bercerita. Entah sampai kapan tiba waktu untuk kita. Jika memang takdir tidak mempertemukan kita kembali, yasudah. Mungkin sudah digariskan seperti ini jalannya. Tidak, aku tidak menangis. Aku akan tetap tersenyum meskipun kamu sudah lupa dan menghapus kenangan yang pernah kita lewati bersama. Roda selalu berputar, aku yakin itu. Aku tidak punya hak lagi, silahkan kamu keluar dan membuka hati untuk orang lain. Aku pun juga begitu, tapi untuk saat ini. Pintu ini masih tertutup rapat dan belum siap untuk dibuka kembali. Tapi yang jelas, aku rindu,  dan masih rindu padamu.

Feels

‌Yah namanya hidup, pasti roda berputar. Mungkin sekarang ini kehidupan gue berada di roda paling bawah. Bukan masalah keuangan, tapi dalam masalah kebahagiaan gue itu sendiri. Mungkin gue sedang diuji atau kesabaran gue sedang diasah. Atau mungkin Allah pengen gue lebih dekat dengan Dia ya? Mau nangis rasanya kalau diinget. Kelam hitam. Itulah yang gue rasa saat ini. Atau mungkin gue kurang bersyukur. Kemungkinannya 50:50. Bertemu dengan cinta yang salah. Karena senang sesaat, sesal yang gue rasa setelahnya. Kemudian, cinta yang lama bukan bersemi kembali, tapi kata kasarnya adalah tidak dianggap, bahkan gue disalahkan kenapa cinta yang dulu pernah kandas? Entahlah, atau gue memang selalu salah dalam menjalin hubungan. Memangnya gue mau seperti ini? Memangnya gue senang menjalin cinta yang tiba-tiba akhirnya kandas di tengah jalan? APA GUE SENANG? MANA ADA!? YANG TAU JAWABANNYA CUMA TUHAN SEMATA. Karena gue yang punya hati pun gatau apa yang gue rasa saat ini, cuma kesedihan berkepanj

Unwritten

Purnama pertama kali. Hangatnya sinar itu walaupun angin kala itu sedang tak bersahabat dengan kita. Sempurnalah malam yang kita lewati. Merona merah pipiku, dan manisnya ucapan yang keluar dari bibirmu seakan tak mau keluar dari pikiranku. Purnama kedua, ketiga, dan seterusnya pun sama. Cintaku yang makin besar padamu, hingga akhirnya kau pergi, tapi rasa cintaku padamu tetap sama. Tetap hangat di sini. Bukan hanya saat purnama pertama kali yang ku rindukan, tapi senyummu. Juga tawamu, bahkan pujian kecil darimu. Engkau dimana, aku dimana.Tapi kita tetap di satu purnama. Semoga kelak kita dipertemukan lagi. Walaupun aku tak tau apakah akan terjadi, aku akan selalu berharap, sampai aku kehabisan harapan. Tak apa kau menghilang, tak apa kau tak mengingatku lagi, tak apa ku sendiri. Asalkan aku masih punya kenangan bersamamu, bagiku cukup. Aku bersyukur, karena telah bertemu seseorang yang sangat hebat dalam hidupku. Jakarta, 7 Mei 2016

Jarak

Jarak? Sesuatu yang tak asing lagi bagiku. Terpisah karena jarak, karena waktu yang membuat kita tak bisa berjumpa. Memang sesuatu yang menyakitkan, rasanya semakin hampa. Rasa sepi semakin merasuk, bayangan kesendirian semakin menjelma. Hujan kerinduan semakin lebat. Aku dimana engkau dimana. Ku minum pahitnya kopi ini, tak apa. Asal kenanganmu tak menghilang dari ingatanku. Asaku semakin pudar tentang dirimu. Ingin ku tunggu dirimu, tapi ragu. Apa kau masih punya rasa yang sama denganku? Kalo tidak, ya aku tidak memaksa. Kau boleh dengan siapa saja. Kau boleh menyimpan hatimu untuk seseorang yang tepat nanti. Jarak, entah sampai kapan waktuku tiba. Baik-baik ya dirimu. Salam hangat dariku, untukmu yang telah terpisah oleh jarak.

Absurd

Oke, hari ini gue menulis sesuai dengan isi hati gue, otak gue hanya menjalankannya cuma 1,99%. Dan memang gue gabisa mikir lagi, setelah dari pagi kerja dan malam ini baru pulang karena abis main taunya dikerokin juga sama satu temen kerja yang alhamdulillah baik dan perhatian (bukan cowok kok kak) Satu, yang pertama. Perasaan gue campur aduk berasa karedok dicampur asinan terus ditambah gado-gado. Karena mungkin bawaan pekerjaan gue dari abis subuh tadi, tapi it's okey, kalau dibawa perasaan mah gak kelar-kelar kali ya. Karena yang kedua, gue sudah putus hubungan sama si aa. Banyak pertimbangan yang harus gue putuskan jika seandainya itu terjadi. DAN, pihak kedua menyetujui. Dia tidak berfikir panjang dan ga menanyakan alasan selain gue dilarang pacaran sama orang tua. Yasudahlah, nasi sudah menjadi bubur, ditambah sate usus sama kecap enak. Merasa sedih? Ada. Tapi life must go on. Lalu ada lagi kenapa gue menulis ini. Setelah memberanikan diri memutuskan hubungan itu, fikira

Dia adalah

Setelah sekian lamanya gue membiarkan blog ini jadi puding, hahaaaakhirnya gue meluangkan waktu buat nulis. Emang ya, kalo udah kebiasaan nulis begini sekalinya ga nulis banyak banget yang mau gue tuang disini, tapi satu-satu lah ya. yang pertama (cailah) gue udah punya gawean, alhamdulillah gue udah kerja. tapi yang jadi hambatan gue bekerja adalah lingkungan kerja gue yang ga sehat (yang udah kerja bisa dibayangkan sendiri), lalu tempat kerja yang sangat sangat sangat jauuuuuuuuuuuuuuuuh (lebay bener) di Cikarang, hiks. niatnya bulan ini mau resign, dengan alasan mau lanjut kuliah tapi masih ragu. alasan gue belum kuat daaaaaaaan, cemen sekali baru 3 bulan kurang 8 hari masa udah mau resign sih. tapi dorongan dari teman-teman di sana juga gapapa kalau gue mau resign juga, disana gue merasa ga berkembang, ga ada karirnya, gitu-itu aja. gajinya juga ga worthit sama capeknya. walaupun gue fresh graduate tapi gue kerja nyari duit juga lah. jadi sekarang gue masih bimbang mau resign ata