Unwritten

Purnama pertama kali. Hangatnya sinar itu walaupun angin kala itu sedang tak bersahabat dengan kita. Sempurnalah malam yang kita lewati. Merona merah pipiku, dan manisnya ucapan yang keluar dari bibirmu seakan tak mau keluar dari pikiranku. Purnama kedua, ketiga, dan seterusnya pun sama. Cintaku yang makin besar padamu, hingga akhirnya kau pergi, tapi rasa cintaku padamu tetap sama. Tetap hangat di sini. Bukan hanya saat purnama pertama kali yang ku rindukan, tapi senyummu. Juga tawamu, bahkan pujian kecil darimu. Engkau dimana, aku dimana.Tapi kita tetap di satu purnama. Semoga kelak kita dipertemukan lagi. Walaupun aku tak tau apakah akan terjadi, aku akan selalu berharap, sampai aku kehabisan harapan. Tak apa kau menghilang, tak apa kau tak mengingatku lagi, tak apa ku sendiri. Asalkan aku masih punya kenangan bersamamu, bagiku cukup. Aku bersyukur, karena telah bertemu seseorang yang sangat hebat dalam hidupku.

Jakarta, 7 Mei 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit