Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Pulang

Pulang. Apa yang ada dipikiran kalian ketika mendengar kata ‘pulang’? Satu kata ajaib. Pulang. Sejauh apapun kita pergi, selama apapun kita mengembara, pulang adalah jawabannya. Pulang membawa cerita, dimana suka ataupun duka. Jalan kembali ketika kita telah melewati segala macam ‘jalan’ yang diberikan oleh Sang Pemilik. Jalan dimana semua usaha yang telah kita raih, entah memperoleh keberhasilan ataupun menjadi pecundang. Ada kekuatan yang tersimpan dari kata ‘pulang’ yang gue sering gue rasakan selama ini. Rumah. Tempat berpaling dari semua ancaman, baik ancaman fisik atau ancaman jiwa. Menurut gue rumah adalah tempat paling nyaman diseluruh dunia, gak ada tempat lagi yang nyaman selain rumah. Sejelek apapun rumah, sesempit apapun rumah itu pasti nyaman. Kenapa? Karena gak ada lagi tempat  untuk berlindung dari ancaman jiwa. Ancaman jiwa disini maksudnya seperti keadaan dimana jiwa lo merasa gak nyaman, dihina, difitnah, gak disukai, beradu ego, dan semacamnya. Rumah adalah

Change

Sekarang gue sedang menjalani semester 3 perkuliahan. Semakin kesini mental dan fisik gue semakin diuji. Bahkan sifat gue yang dulu gak muncul di SMA sekarang keliatan. Gue sekarang jadi suka emosi, gak sabar dalam menghadapi apapun (termasuk temen gue sendiri). Jujur ini bukan pengaruh karena gue lagi PMS, melainkan pengaruh pressure dari luar, dan gue terlalu peka dalam hal ini. Marah-marah, nangis bahkan sampai nyindir orang yang gue anggep salah (dalam hal ini gue baru tau kalo gue memang orangnya terbuka kecuali dengan orang yang gak mau jujur sama dirinya sendiri, istilahnya biar dia sadar diri. Gue gak mau gue mencari masalah dengan orang lain, apalagi sampai dia gue cap melakukan kesalahan atau yang lebih parah lagi gue fitnah, gue masih manusiawi. Gue memilih diam, tapi rasanya itu masih belum bisa gue pegang kendali, ujung-ujungnya nusuk dari belakang. Tapi tetep, gue masih manusiawi, gue tetep diam dan gak membicarakan itu ke semua orang yang gue anggep temen itu, semuanya

For Him

Gue bahagia, saat dia jauh dari sisi gue. Gue bahagia, ketika dia tertawa, tertawa bukan karena gue. Gue bahagia, ketika dia jadi dirinya sendiri. Gue sedih, ketika dia berubah karena bukan  untuk kebaikannya. Gue sedih, ketika dia membutuhkan seseorang untuk bercerita, tapi gue terlalu jauh untuk bisa kembali. Gue lebih bahagia lagi, dia tersenyum karena seseorang yang dia cintai. Gue bahagia, cukup. Dan sampai hujan ini selesai, gue akan selalu bahagia tanpa mengharapkan dia kembali lagi. Terima kasih untuk selama 7 tahun ini ada di dalam benak gue. For him, someone that I never have.