Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

HATI VS OTAK

Hei desember? Waktu berjalan 2012 dengan cepatnya, gak berasa udah di penghujung bulan ini di tahun 2012. Dan gak terasa hampir setengah tahun terpisah jarak dari someone yang gue sayang, 6 tahun yang lalu. Agak kecewa juga sih, kenapa bisa sampe kayak begini. Tapi mau gak mau, emang udah jalannya kayak begini, harus terima dan jalanin aja. Cailah.. Jarak, bukan nama buah. Jarak adalah distance, distance adalah jarak *apasih. Aish, stuck banget gua mau nulis apaan ini disini, gatau kenapa selalu kepikiran hemm, hemm, ah shit men! Jarak, yaa jarak. Bisa jadi alasan untuk seseorang, seseorang yang ingin diuji rasa kesetiannya. Itu tuh kata kata gue barusan, gak pake copas dari sumber manapun, ciyus miowoh ujan duren sekalian di bogor hahaha. Nah kalo copas ini nih kata-katanya: “ terkadang jarak adalah jalan terbaik untuk menguji kesetiaanmu terhadapnya, hadapilah dan tunjukkan padanya bahwa kau pantas untuknya ” suwer ini kata-kata alay abis, siapa yang bikin pasti lebih

Deserve This?

I never know the perfection till Now you're so far away And I don't know what you are I try hard to remember When we were both smile I see you so nice from here and pity, I can't see it clearly. It's not right, not okay But do I deserve this? Oh I'm not fine, i'm in PAIN It's harder everyday If you don't know, then you can't care It's hard maybe the only way. What a shame i hope you found somewhere to place the blame Still afraid that i would desert you We have not hit the ground, doensn't mean we're not still falling yeah. But be honest babe, once again, it's hard maybe the only way. And if i deserve this, i will decided to stand up here, always. Until you give up. nb: ini sebenernya lirik lagu yang gua campur sama kata-kata gua sendiri, hehe.

Hujan dan hujan

Hujan. Dan kau ada dimana? Hujan. Dan aku selalu disini. Ditemani dengan titik-titik air yang jatuh ke tanah. Seperti titik-titik air mata yang jatuh tanpa sebab ini. Awan gelap senantiasa mengelilingi langit yang cerah, tapi aku bukan langit itu. Hujan? Apa yang kau katakan padanya? Pesan rindukah? Atau pesan kau ingin kembali? Petir. Suaranya dapat mengalahkan aliran sungai yang deras, namun tak dapat mengalahkan suara batin ketika aku memanggilmu. Hujan. Dan semua elemen didalamnya. Mempunyai ikatan yang kuat ketika itu. Dan semua orang tak dapat menolaknya. Apakah itu senang maupun sedih. Ketika tertawa maupun sakit. Semua itu karena hujan.

Semakin Kesini..

Sebenernya ini blog gapenting, karena ini blog gue ya jadi suka suka gue dong. Lagian gaada yang mau baca selain gue sendiri lalalalala :D Inget 3 tahun yang lalu, saat badan gue masih kurus pake banget kira-kira itu 46 kg. Dan 1 kelas pun itu yang tangannya paling kecil dan unyil itu ya tangan gue, padahal ada temen gue yang badannya lebih kecil dari gue dan tangannya itu ya lebih gede dari tangan gue, sampe sampe banyak yang bilang begini "eh tangan lu imut banget ya, lucu deh" ah, coba dia yang bilang itu di edit dulu misalnya: "eh wajah lu imut banget ya, lucu deh, cantik lagi. Unyu.." oke, itu berlebihan. Dan menginjak kelas 3 berat badan gue bertambah lagi, gatau berapa. Gue merasa lebih berat dari biasanya, yang dulunya tuh bisa koprol atau salto di kasur pas TK sampe SD. Yap, gue dulu orangnya petakilan sampe sampe pernah bentol seluruh badan *lah apa hubungannya coba. Gatau faktor apa yang bikin gue makin gendut begini. Anehnya, orang orang liat sekil

Enjoy

Gambar
Gue, disini. Dipojokan restoran cepat saji. Mendung dan jalanan basah habis hujan.  Sendiri. Ya, gak berdua sama pacar maupun sama teman-teman.  Ditemenin 1 cup fanta float yang manis dan asam itu, rasanya nikmat. Nikmatin kesendirian gue, ketawa sendiri, senyum sendiri. Gila? Mungkin, gue hanya menikmati kesendirian gue aja. Alesan? Terserah lo mau anggep gue alesan atau apapun itu. Yang jelas gue punya cara sendiri buat gue enjoy,tanpa ada yang mengganggu.

NOTHING LAST FOREVER

Setiap hari kian jauh, tak sadar akan hal itu. Jarak yang menjadi halangan, membuat kita semakin sulit untuk bertahan. Masalah demi masalah, hadapilah. Jangan lari dari kenyataan walaupun sakit. Tapi semuanya tak ada yang abadi, mungkin ada saatnya. Entah kapan. Dinding yang telah kita buat, jangan sampai runtuh. Jangan bandingkan dengan orang lain, karena mereka berbeda dengan kita. Kita, ya kita. Unik. Mudah dilihat memang, tapi rumit. Kesalahan yang kita buat menjadi pemisah kita, namun menjadi pedoman kita nanti. Perlahan namun pasti, semuanya tak ada yang abadi sayang, percaya itu. Mungkin tak akan berlalu, ya aku tak tahu. Hanya tak tahu. Semuanya sudah rencana-Nya. Sakit rasanya, tapi itu mungkin hanya inilah caranya. Anehnya aku benar-benar berharap, dan terus berharap. Sampai tidurpun takkan pernah berhenti. Hanya waktu, waktu dan waktu.  Sedih, bukan lagi menjadi alasan untukku disini. Selamanya jangan saling menjatuhkan, karena kita berdiri berdua dan seimbang. Sat

The Alchemist

Yah, disini aku. Berdiri terpaku memandang tepat kedepan. Tak bergerak sekalipun tapi kurasa keringat mengucur seluruh badanku. Aku lelah, sangat lelah. Tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mau membayangkannya saja aku tak kuat. Kulihat sinar matahari yang menyengat menusuk kedalam badanku. Kudapati sekitarku tak ada siapa-siapa, kosong. Hanya ada angin yang segelintiran lewat dan seakan mengejekku. "Hai kau anak gembala, mengapa kau hanya berdiri diam disana? Uruslah domba-dombamu itu sebelum serigala memakan semua dombamu." Aku hanya diam tak menjawab,karena tak mengerti bahasanya. Aku tak mau berdiri terus disini. Karena pun langit bergerak terus berganti siang dan malam. Jadi apa yang harus kulakukan? Aku hanya seorang gembala yang kerjanya hanya mengurus domba domba ini sampai ada yang membeli ataupun sekedar menginginkan bulunya. Aku ingin seperti orang kebanyakan! Yang mempunyai harta yang banyak dan kehidupan yang layak. Dikejauhan terli