The Alchemist

Yah, disini aku. Berdiri terpaku memandang tepat kedepan. Tak bergerak sekalipun tapi kurasa keringat mengucur seluruh badanku. Aku lelah, sangat lelah.

Tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mau membayangkannya saja aku tak kuat.

Kulihat sinar matahari yang menyengat menusuk kedalam badanku. Kudapati sekitarku tak ada siapa-siapa, kosong.

Hanya ada angin yang segelintiran lewat dan seakan mengejekku. "Hai kau anak gembala, mengapa kau hanya berdiri diam disana? Uruslah domba-dombamu itu sebelum serigala memakan semua dombamu." Aku hanya diam tak menjawab,karena tak mengerti bahasanya.

Aku tak mau berdiri terus disini. Karena pun langit bergerak terus berganti siang dan malam. Jadi apa yang harus kulakukan? Aku hanya seorang gembala yang kerjanya hanya mengurus domba domba ini sampai ada yang membeli ataupun sekedar menginginkan bulunya. Aku ingin seperti orang kebanyakan! Yang mempunyai harta yang banyak dan kehidupan yang layak.

Dikejauhan terlihat pria membawa buntalan dan sepertinya seorang pengembara,tapi pakaiannya sangat rapih. Aku menghiraukannya. Namun pria itu semakin mendekatiku dan berkata, "jangan berhenti disini nak, pergilah." "Maksud apa Tuan berkata begitu?" "Pergilah, pergilah sejauh mungkin. Ikutilah kata hatimu. Karena dimana hatimu berada, disitulah hartamu berada."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit