Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Tanda Tanya

Terkadang, sesuatu yang kita inginkan dan kita rencanakan tak selalu berjalan mulus. Bahkan tak sesuai apa yang kita mau? Apa maksud Tuhan? Apa yang Dia mau? Apa yang kita inginkan? Mengapa harus seperti ini seperti itu hasil akhirnya? Hal yang tidak sengaja bahkan kita tidak tahu awal dan akhir yang kita tidak pernah duga jadinya menghampiri. Padahal kita tidak mau akhir yang seperti ini? Yang awalnya saja kita tidak tahu, hanya datang begitu saja dan mengalir. Apa yang Tuhan mau? Rasa penyesalan? Rasa dengki? Rasa dendam? Atau apa? Kalau saja aku tahu kapan rasa senang, rasa penyesalan,  rasa benci, rasa dengki dan lain-lain akan datang, pasti aku tak akan menderita dan siap untuk menghadapinya. Tapi yang belum aku tau, apa definisi dari ikhlas? Apa arti dari menerima? Apa arti dari bahagia itu sendiri? Aku tau kekuranganku, aku orang yang bisa tiba-tiba membenci seseorang apabila aku sudah tidak dihargai lagi. Terlebih dengan alasan yang tidak masuk akal. Membenci dan dendam ten

Peluh

Tuhan, maaf kalau tiba-tiba aku ingin mengutarakan semua isi hatiku ini kepada-Mu. Karena aku tak tahu lagi kepada siapa aku bercerita, berkeluh kesah, menangis. Iya aku menangis Tuhan, karena air mata ini adalah salah satu anugerah dari-Mu. Hanya kepada-Mu aku bisa menangis sebanyak atau selama yang kumau. Ketika semua orang-orang hanya memikirkan dirinya sendiri, aku hanya bisa mengungkapkan semua perasaan ini kepada-Mu, hanya Engkau yang mengerti perasaanku seperti apa, bagaimana rasanya, meskipun aku tidak bisa mendengar balasan-Mu, cukup aku bersujud kepada-Mu, semua beban yang ada dihatiku ini perlahan menjadi ringan, meskipun batin ini berat, setidaknya aku bisa mengungkapkan semua yang aku rasa, tanpa ada satu hal pun yang tertinggal. Aku tak tahu itu apa, setelah aku memenuhi panggilan-Mu, aku mengingat semua hal, semua hal yang menyakitkan, membuat bahagia, marah, mengingat dosa yang telah kulakukan. Tapi aku hanya bisa menangis, apakah aku pantas menjadi Hamba-Mu? Apa aku b

Anata

Tak kunjung lelap, kumenengadah pada rembulan di balik jendela Kupikirkan tentang hari-hari lampau itu Setapak demi setapak kunaiki tangga menuju langit Disana, tiada seuatupun yang kuyakini Telah jauh kupastikan Tetapi saat bahagia dan saat terluka Kau selalu ada disisiku Bagai sebuah kapal tanpa peta mengarungi samudera yang luas Berlanjut menuju pekatnya masa depan seperti gemintang itu Terangilah hati ini hingga kapanpun jua Karena kau kini disisiku Hingga kelak tangis ini mengering Karena kau yang paling berharga kini di sisiku Meski malam penuh badai berjalan menghampiri Meski matahari hancur lebur, tak mengapa Walau kau tergoda untuk meninggalkanku Walau ku tak mampu mengucap kata Walau takkan pernah ada akhir, Kuakan tetap melangkah. Anata - L'Arc~En~Ciel

Tentram

Aku, yang selalu mencoba damai dengan keadaan Apapun caranya. Damai dengan masa lalu. Damai dengan kenyataan. Damai dengan waktu. Damai dengan semua kenangan. Terimakasih atas semua kesempatan, atas luka, atas kebahagiaan, dan senyuman Jika pada akhirnya  Takdir yang menang Aku hanya bisa bersyukur  Jika pada akhirnya  Aku yang menang Atau 'kita' yang menang? Aku akan berusaha selalu, seperti biasanya. Jadi  Sekarang Aku hanya bisa berdamai dengan semua ini  Biar ikhlas terbentuk dari hati yang dalam Agar bahagia bisa aku raih suatu saat nanti Dengan caraku sendiri. 11/3/17  23:00 #np Adhitia Sofyan - Adelaide Sky

So Sick

Gue nulis ini karena gue udah muak, muak sama semuanya. Sama kehidupan gue, pun sama diri gue sendiri. Maka kekesalan ini gue tuang semuanya disini. Karena gue ga tahu harus bercerita sama siapa, selain sama Tuhan (karena cuma Dia yang paling mengerti kondisi gue kapanpun), dan teman-teman terdekat gue pun ga ada yang mau tahu persoalan gue sampai gue seperti ini. udah hampir seminggu ini (lebih mungkin) gue nangis, entah itu lagi capek, atau hati gue yang capek. Kenapa sih semua orang cuma dateng ketika ada perlunya doang? Itu yang bikin gue muak sampai detik ini. apa mungkin siklus kehidupan seperti itu? Ketika gue ingin bercerita dan berkeluh kesah tentang kehidupan gue, selalu aja disanggah, dan malah mereka yang jadi bercerita.  Terus pertanyaannya, kapan gue bisa berkeluh kesah sama kalian? Apa kehidupan gue ga penting juga? Ketika gue mengalamin kejadian seperti ini lagi, gue cuma bisa diam, dan nangis begitu aja tanpa ada orang yang tau? Gue juga manusia, yang ini berkeluh kes