Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Jarak

Jarak? Sesuatu yang tak asing lagi bagiku. Terpisah karena jarak, karena waktu yang membuat kita tak bisa berjumpa. Memang sesuatu yang menyakitkan, rasanya semakin hampa. Rasa sepi semakin merasuk, bayangan kesendirian semakin menjelma. Hujan kerinduan semakin lebat. Aku dimana engkau dimana. Ku minum pahitnya kopi ini, tak apa. Asal kenanganmu tak menghilang dari ingatanku. Asaku semakin pudar tentang dirimu. Ingin ku tunggu dirimu, tapi ragu. Apa kau masih punya rasa yang sama denganku? Kalo tidak, ya aku tidak memaksa. Kau boleh dengan siapa saja. Kau boleh menyimpan hatimu untuk seseorang yang tepat nanti. Jarak, entah sampai kapan waktuku tiba. Baik-baik ya dirimu. Salam hangat dariku, untukmu yang telah terpisah oleh jarak.

Absurd

Oke, hari ini gue menulis sesuai dengan isi hati gue, otak gue hanya menjalankannya cuma 1,99%. Dan memang gue gabisa mikir lagi, setelah dari pagi kerja dan malam ini baru pulang karena abis main taunya dikerokin juga sama satu temen kerja yang alhamdulillah baik dan perhatian (bukan cowok kok kak) Satu, yang pertama. Perasaan gue campur aduk berasa karedok dicampur asinan terus ditambah gado-gado. Karena mungkin bawaan pekerjaan gue dari abis subuh tadi, tapi it's okey, kalau dibawa perasaan mah gak kelar-kelar kali ya. Karena yang kedua, gue sudah putus hubungan sama si aa. Banyak pertimbangan yang harus gue putuskan jika seandainya itu terjadi. DAN, pihak kedua menyetujui. Dia tidak berfikir panjang dan ga menanyakan alasan selain gue dilarang pacaran sama orang tua. Yasudahlah, nasi sudah menjadi bubur, ditambah sate usus sama kecap enak. Merasa sedih? Ada. Tapi life must go on. Lalu ada lagi kenapa gue menulis ini. Setelah memberanikan diri memutuskan hubungan itu, fikira