Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Faith

Ketika seseorang ingin beralih ke kehidupan yang lebih baik, banyak ujian dan mungkin hambatan yang dilewati. Perjalanan hati menuju hakikat diri ini dirasa belum sampai. Mengapa aku menangis ketika sedang membaca ayat-ayatNya? Tak kuasa menahan beban di mata yang kian lama semakin panas dan mengeluarkan terjunnya. Hanya setengah kubaca, karena sudah tak kuat lagi. Apakah hati ini sudah mengeras? Atau pelampiasan karena harapan dan permintaanku belum terkabul? Atau sudah terlalu menggunung dosa yang telah kubuat? Aku sudah tak kuat untuk berpikir lagi, hanya berputar-putar tak tahu jawabannya. Setiap manusia punya proses yang berbeda. Ada yang dikabulkan langsung doanya, ada yang langsung berhijrah karena ingin meningkatkan iman dan meninggalkan masa lalunya, dan ada pula yang masih di tengah perjalanan menuju hatinya sendiri. Akupun masih menikmati proses itu. Pastinya aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Percaya adalah satu yang penting untuk itu. Percaya akan hati sendiri. Per

Puisi

Mataku perih, kering, hampir tak berair. Pernah sesekali aku menangis, hanya karena merindukan kenangan untuk bersua. Tapi aku tidak mau berlarut lagi. Pernah sesekali aku menyesal, hanya karena aku tak bisa memenggemgam apa yang tak bisa aku miliki. Sakit, mata ini butuh sedikit air untuk meredamnya, tapi aku tak bisa. Pernah sesekali aku mendamba impian, entah akan menjadi mimpi selamanya atau tidak. Aku hanya membiarkan ia berlari dan menari-nari di pikiranku, sampai lelah. Sampai aku bisa normal menggunakan otak ku dengan normal. Ku bentangkan sajadahku lagi, berdoa dan meminta-minta layaknya seorang hamba. Bercerita keluh kesahku, kenapa aku begini, kenapa bisa begitu, dan masih banyak lagi keinginan liar ku yang belum tercapai. Aku mulai terbiasa dengan ini. Terbiasa dengan doa yang kuucap tanpa tau akan terkabul atau tidak. Hanya ingin memeluk diri ini yang hampir rapuh, tapi bagaimana caranya? Kembali ke dunia nyata dengan senyuman khas ku. Tanpa tau apa yang aku

Mad, Unbroken

Mungkin ini di tingkat atau di puncak pikiran, fisik dan hati gue di adu. Ketika seseorang yang lo percaya (tentunya tidak 100%), berbuat kesalahan atau bahkan fatal akibatnya, dimana seseorang yang dekat dengan lo (seorang teman) memberi kepercayaan dengan teman lo (anggap saja baru berteman) ini merusak niat baiknya. Bukan saling menyalahi. Tapi apa manfaatnya kalau yang dipakai itu ego dan hanya mengandalkan hati? Dimana logikanya? Mungkin hanya salah komunikasi. Lalu apa dengan kalimat yang membuat tersinggung semua orang yang terlibat, membuang-buang waktu orang yang menunggu, dimana logikanya? Alasan yang ‘kurang’ masuk di akal karena ‘karma’ datang untuk orang yang telah merusak kepercayaan gue. Arrrrgh! Sakit sampai ubun-ubun kepala gue ini. Meminta maaf dan memaafkan mungkin sudah menjadi formalitas sekarang. Sisanya hanya sadar diri dan cari solusi agar tidak jatuh ke lubang yang sama. Otak gue penuh dengan kata-kata yang mungkin akan keluar sekarang. Ketidaktahuan akan perm

Bittersweet, Unlove Letter

Hey, I want to ask you something. What's more important reason why you love me? All the time, all the things we had, years by years passed. Should I cry or laugh? I wanted to cry 'cause I can't feel what you feel, heavy on your chest. I breath and I still think about you, and also I can't tell people that it still hurts. Ok, maybe they're not my business, but. Its heavy to share with me? I cried because everything still feels like a lie. I cried because I dreamt of you somenights, I am yet to know how not to reach for your hands, and nowhere near you at the same time. Oh hey, I wanted to laugh because here we are. Still loving each other despite it all. What's more important thing in your life? Having a best friends, talk to your mom and dad about your future? I still can't get it all. I can't understand what you feel, what you think, and here I am. Still wondering how I can feel what you feel, what the 'beast' in you. I want to love you, how I