Taste of Life

"Gue gak suka dia, kalo ngepost foto senonoh, gak sopan." 
"Gue gak suka ih, lebay banget pacaran nya. Kayak bakal jadi aja nanti."
"Share kata-kata motivasi mulu, sok bijak banget sih."

Dan sejuta kalimat lainnya yang selalu dan pasti orang-orang pikirkan ketika lagi buka socmed, ya kan? ya dong? Kalian munafik kalo ga mengakuinya. Gue hargai kejujuran kalian, karena pada dasarnya manusia itu lemah. Lemah karena ingin di akui bahwa kalian ada. Lemah karena ingin terlihat kuat didepan yang lainnya.
Yo, disini otak gue masih seger banget buat ngepost, padahal gue harus bangun sahur nanti, tapi apadaya tangan terlalu gatel kalo ga segera mengisi blog gue yang isinya kurang-lebih-mellow itu. Mau gimana lagi, itulah isi otak gue yang udah gue keluarin. Mau suka apa engga, karena sesuai dengan judul blog gue, life about myself.

Kembali ke topik. Sebagai manusia (alhamdulillah gue masih jadi manusia), kita dikasih berbagai macam perasaan oleh Tuhan dan itu memang merupakan anugerah yang ga boleh kita keluhkan atau sia-siakan. asal bisa kita kontrol dengan baik, sebejat-bejatnya manusia, kalau sudah tangan Tuhan yang ikut campur, kita ga bisa berbuat apa-apa. So kontrol emosi ketika sedang di puncak amarah dan kontrol emosi juga ketika sedang dibawah tekanan. Seiring berjalannya waktu, kita pasti bertemu banyak orang dengan sifat, watak dan kepribadian yang berbeda. Yang jadi pertanyaannya adalah, apa kita mempelajari sifat, atau apapun dari orang tersebut satu-persatu? Kalau iya, gue acungkan empat jempol buat kalian. Eh tapi..... apa sampai sekarang sikap kalian terhadap orang yang kalian kenal itu sesuai apa yang mereka harapkan terhadap kalian (re:yang lagi baca ini), atau kalian bersikap sama ke semua orang? Gue jamin kalian bakal jawab yang pertama (kalo gitu kenapa nanya ya~), setiap orang menghadapi sikap atau masalah dengan seseorang pasti berbeda, tergantung apa feedback yang akan mereka terima nanti nya. Jadi harus teliti melihat karakter seseorang dan bisa mengontrol ego masing-masing. Saran gue, kalo belum bisa menebak sifat atau karakter seseorang, jangan pernah menjudge terlebih dahulu. Boleh saja kalian merasa si 'orang ini' seperti itu sifatnya, tapi itu cuma hipotesa awal. Selanjutnya kalian mendalami lagi dengan lebih dekat. Atau kalau ga mau berurusan dengan 'orang ini' ya sebaiknya ga usah dipikirin lagi, karena hidup lebih berarti buat kita sendiri dan bisa bermanfaat buat orang lain. Right? Seiring berjalannya waktu (lagi), kita diasah buat lebih peka lagi terhadap yah bisa dibilang 'taste of life', buat apa sih kita hidup? Apa harus kayak gini? Emang jalannya kayak begini? Begitu? Dan selanjutnya. Sampai dimana kita melewati jalan yang bisa disebut 'kedewasaan'. Ketika jalan itu bisa kita lewati, berarti selamat. Selamat karena kehidupan kalian setelah itu, ga usah diragukan lagi. Bahwa menjadi tua itu pasti, dewasa belum tentu.

‌Cukup sampai sini aja pikiran yang random banget jadi tulisan, ha ha ha. Yang mau gue ceritain juga disini, engga lama lagi gue bakal jadi maba (lagi)!!! Uyeeee, akhirnya gue bakal bisa belajar lagi, dan asal kalian tau, belajar dibangku perkuliahan itu beda sama belajar di 'luar', kalau di luar kalian bisa liat kehidupan orang lain yang punya pengalaman yang berbeda, di kuliah kalian bakal dikenalin lebih dari itu (menurut pandangan gue), kalau belajar di luar kalian bisa jadi 'liar' dalam mengambil pelajaran, sedangkan kuliah kalian bakal dituntut untuk mengambil pelajaran sesuai dengan tingkat dan kemampuan kalian. Gue bukannya menjelekkan kalau ga kuliah, cuma itu yang gue rasakan selama ini. Walaupun cuma duduk dengerin dosen ceramah, melakukan praktik dan sebagainya. it's awesome man, karena dunia kerja bakal lebih dari itu, makanya kita diasah diawal biar ga kaget nantinya. So semua bergantung pada keputusan kalian masing-masing untuk menjalani 'taste of life'.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit