Masih Sama

Saat pikiran gue pergi entah berantah, yang ada hanya sejumput rasa bingung bercampur bimbang. Ingin rasanya saat-saat itu kembali, tapi gue nihil nyali untuk menariknya kembali. Dan untuk menghadapi besok pun gue ciut. Mati sekarang pun tak ada gunanya, sekarang apa? Berdiri sampai lutut keras dan kaki mati rasa, mata yang diselimuti debu dan penyesalan. Selalu penyesalan yang tertinggal dan mengintai gue dari belakang. Jawabannya masih sama, entah sampai kapan ini selesai.

Kenapa kita bertemu kalau akhirnya pasti menghilang satu sama lain? Buat apa kita saling tegur sapa kalau akhirnya pasti terdiam diantara sekat? Dan lagi-lagi jawabannya masih sama. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit