Antara Kalong, Kebo dan Kampret

-
Apa yang ada di benak kalian, tentang nama hewan disana? Eh maksudnya diatas, gimana? Kalong, itu sejenis kelelawar yang hidupnya tengah malem karena emang kehidupannya malem *loh. Kalo kebo, itu emang kebo, yang suka bajak sawah, yang kuat dorong traktor sederhana. Dan kampret, itu sejenis kelelawar juga,tapi ukurannya lebih kecil yang suka makan serangga. Udah segitu aja ilmunyaX)

Apa maksudnya postingan ini? Begini, ibaratkan ketiga hewan itu jadi manusia, bukan bermaksud untuk mencela, ga ada maksud terselebung kok disini. Jadi kehidupan ketiga hewan tadi diibiratkan jadi kehidupan kita, manusia. Eh yang kampret itu bukan berarti makan serangga beneran ya, cuma namanya aja kampret, samain aja lah ya sama kalong X)

Yang pertama, kalong. Kalong kan hidupnya malam hari tuh, sama juga manusia ada yang begitu, banyak malah, contohnya aja para pekerja shift malam, tukang sayur yang malem-malem pergi ke pasar induk (yang satu ini kyaknya gua pengalaman banget ya) dan sampe yang kehidupan malemnya bener-bener gak penting, misalnya pergi ke warnet buat game online atau semacamnya, oiya yang merasa kesindir jangan geer dulu yah. Mending ngerjain tugas kayak gua ini (iya dah, dasar MAHAsiswa kerajinan, lol)

Lain kalong, lain pula kebo. Kebo diibaratkan pemalas, istilahnya juga mager (males gerak) ya manusia juga banyak kayak begitu tipenya. Malas dalam berarti mengerjakan sesuatu, kayak bangun tidur, mandi, kok lama-lama jadi kayak gembel ya? Tau deh yang merasa mah ya.

Kalong sama kebo ada hubungannya juga loh. Begini, kalong itu kan berarti gaktidur semaleman, nah kalo kebo itu ibaratkan aja tidur seharian tanpa melakukan kegiatan yang berat, mungkin karena malemnya tenaga yang dipakai semalaman harus di charge lagi. Jadi ada hubungannya gak? Hahaha.

Nah kalo kampret itu apa? Ya kita samain aja ya sama kalong oke (y)

Jadi apapun tipe kalian tadi,tetap pada pendirian masing-masing ya *loh

Udah itu aja yang ada diotak gua, kalo ada ide lagi pasti posting lagi. See ya :D


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

-
Ketika saya menginginkan kematian, yang ada orang terdekat yang pergi dulu meninggalkan saya. Ketika saya ingin mencintai diri saya sendiri, yang ada saya dibutakan ekspektasi. Ketika saya ingin mencintai orang lain, selalu saja ada yang menghalangi. Sebenarnya pun saya juga tidak tahu apa yang membatasi saya. Ketika perjalanan saya yang hampir 1/4 abad ini yang saya inginkan adalah untuk menjadi diri sendiri. Menjadi diri sendiri kok, masih hobi mengecewakan diri sendiri? Apa memang seharusnya begitu? Pernah terpikir untuk menyakiti diri sendiri, tapi lucunya malah saya tidak berani melakukannya. Terbenam dan terbenam semakin dalam karena amarah yang tak pernah padam. Dan nasihat orang lain tiada guna, kalau hanya kata 'sabar' yang selalu mampir dilidah mereka.
Baca selengkapnya

E-Day

-
Gambar
Sekian lama ga posting, yah cuma sebulan lebih dikit. Nulis aja lah daripada makin gabut (padahal mah urusan dunia masih banyak haha). Tahun ini, gue memutuskan untuk lebih serius dengan seorang laki-laki? Pria? Yaa bisa disebut seperti itu. Entah kesambet apa dan dengan segala drama lahir batin gue menerima dia. Namanya ga perlu disebut karena demi konten, apalah arti nama. Banyak yang kaget dan senang dengan kabar ini, karena dia juga satu almamater saat Sekolah Madrasah dan SMA, satu kelurahan pula *tepok jidat*. Jalan ceritanya begini, tahun 2018 akhir (kayaknya) gue yang masih sendiri dan dengan 'kebebasan' menjadi seorang jomblo, ga ada perasaan apa-apa sama siapapun (gue 'bebas' dengan perasaan yang lama karena pernah suatu ketika ada perasaan sementara yang mengingatkan gue untuk bisa moveon, ibaratnya dia yang 'sementara' ini menampar gue untuk kembali ke diri gue sendiri) yak balik lagi ke cerita, jadi setelah beberapa waktu cal
Baca selengkapnya

Sempit

-
Mungkin seiring berjalannya waktu semakin kesini gue hanya memikirkan diri gue sendiri. Dalam arti ya hampir masa bodo apa yang orang bilang. Berbuat apapun yang gue suka, tanpa merugikan orang lain tentunya. Banyak kejadian yang membuat gue harus bersikap seperti itu. Misalnya aja, gue diumur sudah 'ideal' untuk menjalani hal yang lebih serius, tapi gue masih belum lulus kuliah, belum dapet kerjaan. Masih tinggal sama orang tua, bla bla bla. Disaat teman-teman gue sudah berkeluarga, sudah sukses dan punya karir baik, gue masih kayak gini-gini aja. Sebenarnya gue engga peduli dengan hal itu. Toh gue engga akan dapat apa-apa kalau gue memikirkan hal diluar kuasa gue, memang apa untungnya? Disitu gue merasa bangga akan diri gue sendiri bahwa gue engga perlu mencampuri urusan orang lain, toh yang menjalani hidup ya mereka sendiri, sudah dikasih perannya masing-masing. Kalau ini memang seperti apa yang gue harapkan saat gue pernah punya sumpah serapah bahkan hampir mengutuk gue sen
Baca selengkapnya