Way

Kutitipkan rindu ini lewat doa. Entah akan sampai atau tidak. Hanya ingin mengutarakan isi hati ini. Aku hanya ingin berharap kepada Sang Pencipta. Hal buruk yang dulu menimpaku, sekarang jadi debu. Mungkin masih membekas, tapi tak ada jalan lagi selain jadi pemaaf. Memaafkan diri sendiri, memaafkan masa lalu, meredam hati yang dendam. Tak mengirakan apakah jodoh atau maut dulu yang akan datang. Karena semuanya sama. Akan kembali ke jalan-Nya. Aku hanya bisa diam dan tenang karena aku ingin yang terbaik dan karena bukan aku yang tahu menahu soal takdir. Menangisi masalah tak akan ada habisnya. Lemah? Ya itu aku, memang manusiawi. Sekarang aku hanya ingin aku bisa kuat dengan apa yang bisa kujalani dan dengan doaku itu, aku bisa terus memperbaiki semua kesalahan yang lalu. Hanya lewat doa aku titipkan rindu ini, agar aku bisa tenang melalui tiap detik yang sangat menyiksa. Lewat sabar aku belajar, bahwa semua yang aku inginkan hanyalah nafsu semata, bukan sesuatu yang aku butuhkan. Dan lewat doa aku belajar sabar dan belajar menyayangi diri sendiri.

10 Muharram 1439 H. Ditulis saat sepertiga malam terakhir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit