Anger

Terlalu banyak yang palsu. Tawamu palsu, sedihmu palsu, bahagiamu palsu, senangmu palsu. Aku heran, untuk apa dibuat-buat? Lebih baik diam, dan bicara ketika saat yang tepat. Egomu itu terlalu manja. Cobalah sekali-kali, buka mata, hati dan telinga kau itu. Pasti egomu cuma sebagian kecil dari atom. Aku juga sadar, aku masih punya ego dan nafsu. Tapi apa aku menuruti itu? Aku juga manusia, iya. Menangis pernah, mengeluh iya, dan segala macam naluri yang manusia punya. Tapi aku juga sadar, aku masih punya nurani yang tersimpan dengan baik. Masih ada hal baik yang aku punya. Dan aku perlu proses untuk mengasahnya. Mungkin sepanjang jalan hidup akan selalu terasah. Aku hanya ingin tegas, ingin bisa berani menghadapi ketakutanku akan masa lalu yang mungkin sangat menyakitkan. Sekali lagi, masih ada hal baik yang aku punya. Aku masih punya Tuhan. Aku masih punya semesta. Tak ada hal lain pun. Berharap pada manusia hanya membuat kecewa pada akhirnya. Karena manusia juga lemah dan punya egonya masing-masing. Maka dari itu aku hanya percaya dengan kekuatanku sendiri, apa yang aku inginkan, semesta akan membantu. Karena hidup itu untuk hidup, cinta untuk cinta. Jadi apa yang bisa aku jalani sekarang, syukuri. Bahagia itu cuma bonus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit