2 November.

Akhirnya hujan turun, setelah sekian lama tanah mengering, mengemis dan meminta kepada semesta agar hujan mau datang memeluk tanah. Disini, aku yang tanpa arah dan tak tahu harus bagimana. Ah, aku rindu suara itu, suara dimana semesta menari menumpahkan air dari atas untuk memakmurkan bumi. Aku rindu padamu, hujan, dan angin yang selalu berhembus ke hati yang kosong, mengisi ruang yang tadinya hampa  dan sekarang kembali hangat. Aku ingat semua kenangan tentang hujan, bagaimana kita dipersatukan waktu itu, semuanya karena hujan. Apa kau ingat juga? Tapi sekarang, kenangan itu hanya bisa aku bungkus dan simpan dengan baik dan rapi di kotak sepatu ku agar tidak rusak dan awet untuk aku (atau kita?) Ceritakan kepada anak cucu nanti. Yang bisa aku lakukan untukmu yang sekarang entah dimana, aku hanya bisa mendoakanmu, agar kamu baik-baik saja, dan selalu ingat bahwa hujan ini adalah salah satu bukti "kita" pernah ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit