Tidur

Rasanya masih berkecamuk di hati
Hanya aku seorang diri
Melawan ketakutan yang tak mau berhenti
Padahal aku ingin bangun pagi
Menyesap embun pagi
Apa saja yang membuatku percaya diri
Sekarang mungkin aku mengalah
Dan aku lelah
Memang kalau sesuatu yang dipaksakan itu
Hasilnya akan...yah...
Bukan sekarang, aku tidak menjamin
Tapi Tuhan sudah merencanakan itu semua
Merelakan bukan yang seharusnya aku punya
Ikhlas... Beribu kali aku coba agar kata itu terpatri di dada
Sekarang, pikiranku melanglangbuana
Terhalang di putaran dan terus berputar
Pecundangkah aku ini? Yah terserah.
Aku memang payah. Menangis pun kalau sedang kalut.
Mana pekamu? Kebanyakan berkhayal nol perbuatan.
Cuma ingin tidur sampai alam bawah sadar ini tenang, tapi apa bisa?
Oke, ini bukan hal yang aku inginkan, tapi aku butuhkan. Puas?
Arrrrrgh, bejat semuanya, bangsat!
Sebenarnya aku tak mau kalah dengan diriku sendiri
Jatuh, bangun, apalagi yang sudah ku butuhkan?
Aku butuh suasana itu, saat aku jadi diri sendiri.
Aku bisa merasakan cinta mereka, kehangatan mereka.
Tapi, ah tapi lagi.
Disaat sendiri seperti ini, aku tau apa kelemahanku.
Dimana semua kebaikan yang aku miliki terpojokkan, tak berguna bagiku.
Aku ini apa?
Butuhnya apa?
Oh maafkan aku. Aku tidak butuh saran dari siapapun.
Aku cuma ingin tidur dengan tenang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit