Slip Out

Jangan biarkan rasa kebencian ini mendarah daging. Aku hanya manusia biasa, manusia yang lemah, tahu ini bukan hal yang benar. Tapi sekali lagi, aku hanya manusia biasa. Sadar akan kekurangan yang aku punya, dan berusaha mengendalikannya. Ya, memang aku egois. Terlalu memikirkan hal-hal yang buruk dan kebencian yang mungkin menjadi hal terakhir yang kupikirkan. Tapi ini hanya proses, proses aku menjadi diriku sendiri. Banyak yang tidak menyadari aku bisa sampai seperti ini, aku hanya tidak ingin terlihat lemah, dikasihani. Aku hanya muak dan tidak menyangka hal yang paling aku benci terjadi lagi. Karena beberapa tahun yang lalu, setelah kejadian yang membuat batin, pikiran dan semua yang ada di dalam diriku melemah. Dan yang tersisa hanyalah rasa kebencian itu. Salah memang, tapi apa aku harus berbelas kasihan dengan diriku sendiri? TIDAK. Aku hanya berdiri tegak, memandang semua masa lalu dan mencaci-makinya. Menyesal hampir, tapi hanya rasa kebencian yang paling mendominasi. Hatiku tertutup dan terkurung karena perasaan itu. Namun pada akhirnya aku bisa mengalahkan rasa kebencian itu dengan waktu. Dan sekarang, hal itu terjadi lagi. Saatnya aku siap berdiri tegak, memulai mencaci-maki semua masa lalu yang sama. Banyak yang tidak tahu akan hal ini, dan perlahan aku memilih membenci daripada menerima dan menjadi lemah. Rasa sedih pasti ada, namun aku  sangat benci itu. Akan tiba saat dimana rasa kebencian ini akan memudar, tergantikan oleh rasa menerima oleh diriku sendiri, bukan kau, bukan pula orang lain. Menerima kenyataan akan masa lalu, menerima akan kelemahanku, dan akan aku kubur dalam-dalam semua masa lalu dengan keikhlasan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit