END OF STORY

Dari judulnya aja udah ketahuan, he he. Ibarat dongeng yang kalimat awalnya "Pada suatu hari" dan ditutup "Pada akhirnya" bukan? ya seperti itulah kehidupan, ada pertemuan dan ada perpisahan. Selalu seperti itu, gak mungkin kan bertemu atau terpisah terus (apa sih). Sok puitis banget ya ini tulisan. Padahal mah aslinya udah gak karuan pikiran gue. Tapi beginilah cara gue menulis, harus gue saring kalimatnya agar yang membacanya juga ga terlalu terpengaruh dengan tulisan gue.

Sebenarnya gue juga bingung apa yang mau gue tulis, karena rasanya pikiran gue makin kacau kalau ga gue tumpahin disini. Bener juga ya kata Om Paulo Coelho "Tears are words that need to be written", kalimat yang menjadi panduan gue ketika gue sedang galau (21 masih aja galau, hmm). Ya memang sudah terbukti sih, apapun perasaan lu sekarang, tulis. Tulis entah itu diatas kertas, didepan laptop, pokoknya tulis. Karena disitulah perasaan lo dituang, dan setelah lo menulis, ada perasaan (sedikit) lega karena semuanya sudah tercurahkan. Berat euy.

Balik lagi ke topik. Sekarang yang gue rasakan adalah, gue masih belum percaya seseorang yang gue sayang dan begitu gue cintai, yang membuat gue nyaman, yang membuat gue tertawa, yang membuat gue kesal karena ngatain gue gendut, yang mewarnai hidup gue sekarang pergi. BUKAN! Bukan pergi maksudnya meninggal dunia, ga ngebayangin kalo kejadian (astagfirullah). Pergi maksudnya disini, ya pamit, hmm. Pamit untuk menjaga jarak dengan gue, untuk tidak mewarnai kehidupan gue lagi, membuat gue kesal, nyaman, dan nano-nano. 

Pelik, rasanya rumit. Karena semua salah gue, gue belum bisa membagi cinta dan kasih sayang gue antara untuk keluarga, mamah, bapak, adik kakak, dan kekasih bahkan untuk Tuhan sendiri pun gue belum bisa. PAYAH. GUE EMANG PAYAH. :(

KESALAHAN TERBESAR DALAM HIDUP GUE YAITU GUE MEMBOHONGI KELUARGA, DAN GUE TIDAK MENYADARI HAL ITU BISA MENYAKITI MEREKA. GUE SANGAT DURHAKA. HAL ITU MERAMBAT KE SEMUA HAL. GUE TOLOL, TOLOL BANGET. SEKARANG CUMA PENYESALAN YANG SELALU MENGINTAI GUE.

Rasanya mau nangis, tapi udah sih 2 hari berturut-turut kemarin sampai mata gue sipit karena lebam. Ya wajar dung kalo nangis, namanya juga cewek. Abis tuh bantal gue basahin 2 hari. Alhamdulillah gue masih punya air mata, tapi gatau sekarang udah kering apa ya...

Perasaan gue masih sama, untuk sekarang ini. Entah sebulan, dua bulan, setahun lagi. Karena bukan gue yang mengatur hati gue. Diapun mungkin sama. Who knows? Cuma penyesalan yang ada di dalam hidup gue, dan gatau mau ngapain lagi. Kosong, hampa, kek lantai kopong. Duh jadi laper pagi-pagi gini udah nulis. Aaaah makin gak karuan kan ini tulisan.

Tapi yang jelas, ini bukan kode, alhamdulillah kalo gaada yang baca tulisan gue (alhamdulillah banget YaAllah). Cuma dengan dialah hidup gue penuh warna, senang, duka, ketawa, nangis, jengkel, semuanya ada. Bukan gue cinta mati sama dia, ya tapi gimana ya, udah lah. Mana ada sih yang bisa terima gue apa adanya, yang mau berjuang keras bertahan dengan gue, Tapi keadaan yang memaksakan untuk pergi. Kata temen gue sih gini "ya sayang aja, kalian udah sama sama suka, tapi keadaan malah bikin kalian putus" Ya Rabb..........

Satu yang tak bisa lepas percayalah hanya kau yang mampu mencuri hatiku, akupun tak mengerti, satu yang tak bisa lepas bawalah kembali jiwa yang luka, dan perasaan yang lemah ini menyentuh sendiriku~ tebak lagu siapa tuh.

Dah lah sarapan dulu. Bye! Wassalamualaikum, wr.wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit