Silent

Banyak diam, banyak pula pemikiran. Hal itu benar terjadi pada diriku sendiri. Aku yang memilih diam, tapi banyak hal yang menghantui dan terus membayangi dalam hidupku, entah itu tentang masa lalu atau tentang hal yang-tak-akan-mungkin-terjadi.

Aku memang tak berdaya, hanya dihantui pemikiran yang-tak-akan-mungkin-terjadi dan masa lalu yang masih betah tinggal. Oh, seandainya aku punya kekuatan bisa menghapus masa lalu yang tak-ingin-aku-ingat-lagi. Pasti sekarang aku sedang tertawa bahagia disini.

Ketidaksadaran yang selalu menang diantara kesadaran pada diriku sendiri membuat aku memang lebih memilih untuk diam, karena aku lebih yakin dengan diam semua kesedihan maupun kesakitan yang pernah aku (pura-pura) rasakan tidak akan diketahui oleh siapapun. Lebih baik dibandingkan logika yang bermain dalam dramaku ini. Yang aku butuh cuma kesadaran yang sampai saat ini belum muncul.

Jadi, aku hanya bisa diam. Sampai kesadaranku muncul. Entah harus menunggu setahun, dua tahun, bahkan sampai tujuh tahun. Sampai aku bisa tertawa atas kebodohan yang pernah aku alami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit