Rahasia

Masih di arah yang sama, tepatnya jalan yang belum ada akhirnya. Akupun masih penasaran akhirnya akan menjadi apa kisah kita ini. Terserah takdir saja. Aku hanya bisa berbenah diri ini. Rahasia tetap diam dan aku terus berjalan tanpa arah. Untuk itu semua aku hanya bisa mencarimu disela doaku, di setiap lamunanku, disetiap mimpiku. Kalau memang Tuhan tidak mengizinkanku apa yang aku inginkan biarlah ikhlas yang bekerja. Tuhan tau yang terbaik untuk kita. Aku tidak menangisi takdir. Hanya saja aku masih penasaran, mengapa kita akhirnya dipertemukan. Apa yang menjadi rencana-Nya pun masih rahasia. Aku cuman bisa bersyukur sampai sekarang aku diberi rasa oleh Tuhan untuk memelihara bayangan dirimu yang entah raganya dimana, memelihara perasaan ini. Tak apa aku masih disini, tak apa dirimu mencari yang lain, tak apa dirimu melupakan aku, tak apa. Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya perempuan yang dicintai dengan lembut, kasih sayang, perhatian, dan semua itu mungkin belum aku temukan dan hampir belum ada, sebelum ada dirimu. Memang tidak sempurna, tapi ketidaksempurnaan itulah yang aku syukuri. Sudahlah, tak usah berharap pada waktu. Ia punya masa kadaluarsanya. Kenyataan yang hari ini saja yang bisa diterima.

Apakah aku sudah terlalu dalam? Mungkin iya. Sekarang pun aku masih menikmati keadaan yang seperti ini. pernah dengar kata seseorang, “kedalaman cinta seseorang dapat dilihat dari kesedihan yang ia rasakan dan keterpurukan yang ia alami selama mencintai seseorang. semakin kentara sedihnya, maka semakin dalam cintanya. Lawan dari cinta yang dalam adalah cinta yang mengawang-awang. Cinta yang membuat perasaan melayang-layang di udara. Kalau belum pernah merasa sedih saat mencintai seseorang, berarti cintanya belum dalam. Semakin dalam rasa cinta yang dimiliki seseorang, semakin besar kemampuan ia bertahan dengan luka dan perasaan sedih. Itulah mengapa banyak orang bertahan pada orang yang membuatnya sedih. Karena pada saat ia semakin bersedih. Ia tau, rasa cintanya sudah terperosok jauh lebih dalam lagi.” Setuju? Kalau tidak, berarti hanya aku saja yang sudah terlalu dalam terperosok. Karena selama kita hidup, selalu ada harapan, bukan?

Terima kasih sudah hadir, terima kasih juga sudah singgah.
Terima kasih sudah membaca.
Teruntuk yang terkasih.

15 Juli 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Loser

E-Day

Sempit