Faded
Mungkin
ini termasuk roda kehidupan. Semua orang yang pernah dekat dan menjadi pengisi
kehidupan kita yang kosong ini semakin lama semakin jauh. Menjauh karena ada
yang lebih baik dari kita, atau jauh karena kehidupan sudah mulai berubah. Dan aku
merasakan itu. Satu persatu orang-orang yang dulu selalu mengisi kekosongan di
hati ini, berubah memudar. Aku tidak akan memaksa mereka untuk kembali. Toh itu
hak mereka. Aku disini cuma berperan sebagai penjamu tamu yang baik. Hanya bisa
menunggu mereka datang, dan menjamu mereka sampai mereka pulang. Melayani mereka
tanpa pamrih. Menderita? Pasti. Tapi aku hanya bisa belajar ikhlas, selalu
mendengar keluhan mereka, cerita mereka dengan kehangatan mereka dengan orang
yang baru. Mendengar cerita mereka dengan pengalaman yang baru. Aku disini
masih dengan cerita yang sama. Orang yang sama, keluhan yang sama, tak ada yang
berubah, yang berubah hanya suasananya. Yang dulu mungkin lebih ramai, sekarang
mungkin mereka sudah bosan dengan cerita yang aku punya. Aku bisa apa? Mendengar
dan mendengar. Bercerita? Bukan itu keahlianku, yang ada mereka menasihatiku
tanpa mau mendengarkan isi hatiku sepenuhnya. Aku bukan orang yang pandai dekat
dengan orang yang baru kukenal. Dengan orang yang sudah hampir 7 tahun kenal
saja belum tentu bisa sedekat sahabat sejati. Yah, memang sendiri saja sudah
cukup. Menderita sendiri sudah cukup bagiku. Aku hanya penasaran, siapa saja
yang bakal menangisi kuburanku nanti ya? Oh mungkin merasakan akan kehilangan
diriku untuk selamanya? Selain keluargaku pastinya. Kalau memang ada, aku
bersyukur karena aku sempat menjadi orang yang pernah mengisi hati mereka. Di umur
yang sudah tidak mungkin main-main lagi. Aku hanya ingin menjadi orang yang
berguna, tak usah muluk-muluk lah, mencari pasangan hidup bisa nanti, kalau
memang sudah dikasih dan masih ada umur. Aku cuma ingin berguna bagi orang
lain, walaupun hanya sebagai pendengar baik. Mendengar keluh kesah mereka,
datang dan pergi lagi untuk mendapatkan kehangatan yang baru. Aku hanya bisa
berdoa bagi kebaikan mereka, sekalipun itu orang yang paling kusayang selama
kurang lebih 4 tahun itu. Bisa melihat senyumnya saja hatiku sudah merekah. Maka
dari itu aku tidak menuntut banyak, aku tahu diri. Bukan hanya diriku saja yang
disayanginya, tapi banyak orang terdekatnya yang lain. Yah, mungkin itu tujuan
diciptakan perasaan. Setiap manusia berbeda-beda, porsinya berbeda. Aku hanya
ingin tahu, untuk apa hidup aku ini selain berguna bagi orang lain? Apa hanya
untuk menjadi pendengar yang baik? Menjadi tempat berteduh bagi mereka? Menjadi
tuan rumah ketika singgah sejenak dari teriknya panas dan pergi lagi? Aku tak
tahu pastinya. Yang pasti aku hanya hati yang usang dan lapuk karena terlalu
sering menjadi pendengar dan jarang menjadi orang yang selalu bercerita. Tertawa
karena ikut merasakan kebahagiaan mereka, bersedih karena merasakan dukacita
mereka. Cuma Tuhan yang tau.
Komentar
Posting Komentar