Depresi
Kita
ini apa? Cuma 2 manusia yang tahu kelemahan masing-masing, tahu ketakutan apa
yang kita hadapi, tapi kita merasa asing, padahal pernah saling membahagiakan.
Siapa dulu yang mulai? Iya, aku juga egois. Tapi jangan senang dulu, bukan aku
yang mau seperti ini. sedih, kecewa, marah, depresi apalagi. Mau marah sama
siapa? Siapa yang melekat duluan? Seharusnya daridulu aku tak pernah percaya
dengan siapapun. Terlalu banyak ekpektasi jadi begini pada akhirnya. Kecewa,
terus menyesal dan meratapi salahku dimana. Jangan menghilang seperti ini,
kumohon. Apa kau mau kamu, semua ini berakhir dengan kau yang dikalahkan oleh
kesedihanmu sendiri? Kalau seperti itu, untuk apa aku sampai menunggu seperti
ini? Untuk apa kamu menghabiskan waktu denganku? Kalau kamu menyerah, bukankah
itu artinya kamu secara tak sadar sudah membuangku? Maaf sebelumnya aku belum
memperingatimu. Kalau sedang kesal aku jadi begini, bilang ini secara langsung
ke kamu mana mungkin. Cuma tulisan ini yang mewakilkan perasaan kecewa, depresi
dan kesal yang sudah melekat lama di dada. Tapi tenang saja, masih ada ruang
untuk kamu disini, ruang untuk kamu hancurkan lagi, ruang untuk kamu sakiti
lagi, untuk kamu peluk lagi, untuk kamu kembali, masih ada. Dan entah sampai
kapan. Beda lagi jika kamu punya tempat yang lain untuk menetap, aku tak bisa
memaksamu kembali pulang. Itu hak yang kamu punya. Terimakasih sudah sudi
mampir ditempat yang sangat rapuh ini.
Komentar
Posting Komentar