Cara Gue
Sebelum tidur, gue mau posting
beberapa unek-unek selama beberapa hari belakangan. Rasanya gak pol kalau belum
semuanya gue tulis. Lumayan bisa tidur pura-pura nyenyak malam ini.
ketika berbicara dan bertindak gak
ada gunanya lagi, kata-katalah jalan keluarnya. Contohnya gue, kata-kata yang
gue keluarkan di postingan ini karena memang gak ada lagi atau lagi gak ada yang
bisa gue eluh-eluhkan diluar sana. Karena gue anti yang namanya “talk more do less”.
Karena sekali gue melakukan itu, gue bakal diem dan introspeksi diri. Dan kalau
masih ada yang salah sama gue, gue juga diem. Karena itu cara gue berpikir. Entah
itu ada ketenangan diri atau apa. Dan ketika mood gue turun, gue tetep diem. Diantara
wudhu, tidur atau denger musik jadi alternatif gue.
Minggu-minggu ini ada yang salah
sama gue, mungkin abis down semua badan karna sakit dari jumat kemarin dan gak
sempet mandi 2 hari (di gue sih normal aja, bahkan seminggu gak mandipun
pernah). Nah, selama sakit itu gue jadi suka mengeluh. Semua suggest positif
yang diajarin sama temen gue pun pergi entah kemana, semangat gue pun menurun,
itu yang paling parah. Seharian gue dikostan, sendirian. Jadi selama itu gue
beli makanan/obat sendiri, ambil uang di atm sendiri, ambil laundry sendiri, eh
jadi curhatnya juga sendiri.
Gue gak sadar emang udah sering
mengalami hal kayak gini, saking seringnya. Gak sadarnya karena selalu terulang
lagi. Misalnya aja gue gak menjaga pola makan gue, padahal gue tau pencernaan
gue suka gak beres kalau telat makan atau makan yang gak dibolehin. Sekali lagi
gue menyepelekan tubuh gue sendiri, dan itu masalah yang paling sering terjadi,
gak mencintai diri sendiri.
Dan ketika ‘itu’ terjadi lagi,
hal yang mau gue bilang sama diri gue sendiri adalah “maaf”. Mungkin agak aneh
ditelinga, tapi kalau udah dibicarakan mulut ke hati kita sendiri, pasti bukan
aneh lagi rasanya, pun gak ada yang tau, kecuali Tuhan yang paling tau kan? Pastinya.
Gue mengaku gue punya sifat dengki
dan dendam, tapi ya tapi gak setiap waktu sifat buruk gue itu muncul. Mungkin adanya
faktor yang mendukung gue untuk itu. Misalnya, gue sebagai mahasiswa yang masih
belajar lalu direndahin sama dosen/asisten dosen. Itu menurut gue manusiawi
jika gue merasa kesal dan yah intinya gak suka sama itu dosen. Sekali lagi gue
diem, dan mikir ‘mungkin dia dulunya pernah digituin’ lalu mencoba lupain
kejadian yang paling bikin down seharian, beruntungnya gue hari itu udah sembuh
dari demam gue dan langsung ujian praktikum dietetik. Yeah I’m strong baby! Kasih
jari tengah buat si asdos! *nari saman*
Ada baiknya gak berlama-lama
dendam, karna itu faktor hati jadi keras. Semua pasti punya sisi hitam dan
putihnya, tergantung darimana lo memilih, dan jangan berlama-lama di sisi hitam
juga ya. See ya! Cepet lulus! Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar