August Sucks
“ya, masukkan catatan kalian semua ke dalam tas. Hari ini
kita kuis!”
Gleg. Baru aja dateng
dan.. hari ini kuis?! Mimpi apa gue semalem.. belum ada persiapan apa sama..
“heh, ngapain bengong aja? Cepetan taruh tas nya di depan
sini! Atau Anda keluar dari kelas saya!”
Seisi kelas mungkin jantungnya hampir rontok semua mendengar
teriakan dari Pak Bagas, dosen mata kuliah komputer di Institut Pleksibel
Banget alias IPB di Bogor. Rina, yang baru saja kena omelan Pak Bagas, langsung
pucat pasi mukanya dan langsung menuruti perintah sang dosen. Setelah 3 jam
berlalu, dan kuis pun telah usai. Para mahasiswa pun langsung keluar dengan
santainya alias desak-desakkan. Terkecuali Rina, Rahmi, Mustafa, Eka dan Oji. Mereka memang terkenal lima
sekawan yang sering jalan bareng dan kompak. Sifat mereka memang sangat
berbeda, Rina yang cantik tapi telmi alias telat mikir, Rahmi yang alim dan
suka memberi ‘dakwah’ kepada teman-temannya. Mustafa yang biasa dipanggil Mus,
Eka yang gendut dan Oji yang kalem. Ketiga cowok ini memang suka jahil, tetapi
di mata Rina dan Rahmi, mereka bertiga adalah penghibur disaat tugas menumpuk
dan deadline, pasti mereka bertiga selalu menghibur Rahmi dan Rina.
“hah, gila men! Tadi kuis apa UN sih! Pengen muntah gue
jadinya.”Rina yang sedari tadi pucat
mukanya langsung berubah menjadi merah.
“hush, jangan gitu dong Rin, itu kan demi kebaikan lo juga.”dan
yang kesekian kalinya Rahmi men’dakwah’i
sahabatnya itu.
“hmm iya deh iya.”daripada
kena semprot lagi sama Rahmi, katanya dalam hati.
“eh iya, kita masih ada kuliah lagi gak sih?” kini gantian
Eka yang bicara, mengalihkan perhatian.
“masih lah, tapi kita istirahat dulu. Kenapa ka? Udah laper
ya?”Oji yang sedang memainkan handphonenya pun tau isi pikiran Eka.
Kyurrrrkk..
“hahaha! tuh kan bener lo laper, emangnya tadi lo ga
sahur ka?”kata Mus.
“kesiangan gue mus, biasa semalem ada bola, hehe”
Jam menunjukkan ke arah 4 dan mereka berlima bergegas keluar
dari ruangan kuliah.
Hari berjalan seperti biasanya mereka berlima selalu bersama,
dan sampai di bulan ke enam, saat semester pertama berakhir dan UAS pun telah
mereka jalani. Libur panjangpun datang, mereka berlima pun tidak akan bertemu
bila Rina tak menghubungi mereka ber-empat.
“oke deh, jadinya kita mau kemana Rin? Gua sih oke-oke aja
asalkan kita berlima kumpul semua.”kata Oji lewat telepon.
“yaudah kita ketemuan aja langsung, kita kan beda kota nih,
cuma Rahmi sama Mus yang sama, gimana kita ke Bandung aja? Mereka berdua kan
pasti tau tuh jalannya.”
“wih ide bagus tuh, lumayan buat liat distro-distro disana!”
“udah ah, nanti gue hubungin mereka berdua aja. Lo sama yang
lain tinggal tunggu info gue aja, oke?”
“oke sip.”tut..tut.. telpon ditutup.
2 jam kemudian...
“aduh Rin, gue mana boleh keluar kalo gak sama keluarga
gue.”kata Rahmi gugup di telepon.
“yaudah lo diem-diem aja, bilang kalo mau belajar dirumah
temen gitu?”
“hemm, lo polos apa lagi koslet sih. Kita kan lagi liburan,
mana ada belajar dirumah temen? Lagian kita kan banyak yang dari luar kota?
Ckck.”
“astaga gue lupa, yaudah gini aja. Bilang lo mau pergi
jalan-jalan ke Bandung sama kita berlima. Dan lo sama si Mus jadi guide kita
sehari,gimana? Si Mus udah gue bilang kemarin dan dia setuju.”
“good idea! Tumben lo pinter, hahaha.”
“udah deh Mi. Jadi gimana, bisa kan?”
“Insya Allah nanti gue bilang ke Mama Papa dulu, semoga
aja.”
“siap, bye..”
Dan rencana travelling Bandung seharian pun dibuat. Rahmi
dan Mus sudah mempersiapkan diri. Rahmi yang sudah menunggu Rina di stasiun, dan Mus menunggu Eka dan Oji di
terminal. Sampai pada akhirnya...
“eh Ka, udah gelap kok belom nyampe juga ya? Kita kan dari
siang berangkatnya?”
“tau nih, coba gue tanya dulu sama supirnya.”
Sementara itu.. Rina yang masih dalam perjalanan, tiba-tiba
di kagetkan oleh seseorang yang tak ia kenal. Pundaknya ditepuk dan seketika
itu pikirannya kosong.
“mbak, boleh duduk disini?”
“oh silahkan mas..”Rina dengan polos mempersilahkan.
Dan tak sadar ia terbangun dan dilihatnya pada bangku
penumpang sudah sepi, sudah sampai. Tapi tunggu, kemana tasnya?
“oh shit, kemana semua bawaan gue? Aarrgh.”
“kenapa mba? Ada yang bisa dibantu?”seorang petugas stasiun
datang mengampirinya.
Ternyata Rina di hipnotis, semua apa yang dibawanya raib.
xxx
“woy berhenti woy!!” Eka yang badannya besar pun tak kuat
berlari. Oji sudah jauh dari Eka dan
berhenti karena tak kuat lagi berlari.
Ya, Eka dan Oji kena tipu. Semua gadget yang mereka punya habis dirampok oleh
orang-orang didalam bis itu. Ternyata bis yang mereka tumpangi adalah dari
travel yang ilegal, dan mereka sudah bersekongkol untuk merampok para penumpang
dan diturunkan di tol.
“untung mereka masih baik ya Ka, ngasih duit kita buat
makan.”
“untung palelo hongkong. Kita ini di jalan tol Ji! Lagian
kita dikasih duit 5 ribu doang! Buat minum seteguk-dua teguk juga kurang.”
“gua gak mau ribut disini. Ayo kita jalan aja sampe ke
kota..”
Mau tak mau mereka berdua berjalan, hampir saja mereka nyasar ke kuburan cina. Hanya ada
lampu jalan yang tersisa mereka tetap berjalan.
Pukul 19.30 – Terminal.
Nomor yang anda tuju
sedang tidak aktif. Silahkan menghubungi beberapa saat lagi..
Sudah 10 kali Mus menelepon Eka dan Fauzy, namun hasilnya
nihil.
“mungkin lowbat batrenya. Tapi gak mungkin ah, masa
dua-duanya lowbat? Atau jangan-jangan..”Ia bergumam sendiri. Sudah lebih dari 1
jam ia menunggu. Akhirnya Mus pulang dan memberi tahu kepada petugas bila mereka menemukan Eka serta Fauzy, dan
tidak lupa mengirimkan alamat rumah Mus.
Pukul 18.00 – Stasiun.
Rahmi yang masih menunggu, melihat Rina dengan tangan kosong
dan lusuh. Dan langsung menghampiri Rina. Setelah semua diceritakan oleh Rina,
mereka bergegas menuju ke rumah Rahmi.
Pukul 20.00 – Rumahnya Rahmi.
“ini aneh loh Mi, masa jam segini belom sampe juga mereka?”kata
maminya Rahmi sambil mengantarkan teh hangat untuk Mus dan Rina.
“iya Tante, saya juga bingung. Hp mereka berdua juga gak
aktif-aktif saya hubungin.”
“duh, jangan-jangan mereka juga dirampok lagi?”Rina yang
masih shock dengan kejadian tadi memotong omongan Mus.”
“hus, jangan suudzon dulu atuh neng. Siapa tau mereka lowbat
hpnya dan masih diperjalanan..”Rahmi ber’dakwah’ lagi.
Pukul 20.25 – Masjid di rest area, entah KM berapa.
“Alhamdulillah Yaaa Robb..”sekali lagi Oji berkata seperti
itu.
“iye dah, daripada
stuck di kuburan cina tadi, hampir aja kurus gua tadi.”
“bersyukur dong sob, kita udah ditunjuk sampe sini. Sebentar
gua mau mau minta tumpangan.”
Akhirnya mereka berdua mendapat tumpangan sampai terminal.
Untungnya ada bapak supir yang mau menumpangi mereka. Dan sempat bercerita,
memang banyak penipuan yang berkedok seperti itu.
Pukul 22.30 – Rumahnya Rahmi lagi.
“yah jadi gagal deh travelling kita, mana si Eka sama Oji
belom kasih kabar.”Rahmi yang sering men’dakwah’i teman-temannya sekarang
kebalikannya.
Mereka bertiga bercerita banyak. Bercerita tentang
kesialan-kesialan yang pernah mereka alami. Dari Mus yang pernah terpeleset 2
kali di rumahnya, karena menertawakan adiknya yang salah kostum pada acara prom,
dari Rahmi yang pernah di kejar-kejar orang gila. Rina, yang kesialannya ia
dapati hari ini. Serta Eka dan Oji, yang tak tahu dimana mereka sekarang.
“tapi semua itu ada hikmahnya kok..”mulai deh, Rahmi ceramah
lagi, celetuk Mus.
“wih, kalo yang ini bener loh
Mus.”Rina membela.
“iya juga sih. Kadang kesialan yang kita dapet pasti itu
teguran buat kita.”
“nah itu lo ngerti, Mus.”Rahmi tersenyum.
Akhirnya Mus pulang kerumah dan Rina menginap. Sudah
diputuskan besok mereka bertiga akan pergi mencari Eka dan Oji ke terminal. Namun
belum beberapa jam Mus sampai rumah, datanglah Eka dan Oji yang lebih lusuh
dari Rina tadi. Dan kejadian itu diceritakan oleh Oji karena Eka sudah terlelap
tidur.
Komentar
Posting Komentar