Untitled
Hidup itu capek, kalo gak capek bukan hidup. Hidup itu bukan
ngeluh, ngeluh bukan namanya hidup. Bukan sesuatu yang lumrah kalo kita
me’ngeluh’kan apa yang terjadi. Mungkin terjadi secara reflek, udah di mindset
di otak, dan bibir udah terlanjur berkata. Butuh banget yang namanya
‘sacrifice’, gaada ruang buat ‘ngeluh’ atau omong-kosong apapun itu.
Berkaca diri, apa yang salah dari diri kita, apa yang udah
kita lakukan itu udah lebih baik atau lebih buruk. Bukan makin buruk
kedepannya,harus lebih baik dan baik lagi. Apa mau dikata kalo ‘sacrifice’ udah
berjalan tapi hasilnya gak sesuai apa yang kita mau. Terima diri, berkaca lagi.
Mungkin udah takdir dari Tuhan. Tetap Dia kita boleh mengeluhkan semuanya,
tetap Dia kita mengadu, apapun itu, karena Dia yang selalu di hati kita. Oh
bukan, kita yang selalu di hati Dia.
Belum pernah merasakan sebelumnya? Mungkin inilah saatnya
mulai merasakan. Merasakan perbedaan ruang dan waktu yang berbanding terbalik
dengan yang kita bayangkan. Perlahan namun pasti, suatu saat kita berada di
dalam posisi ternyaman. Posisi yang belum kita dapatkan saat ini. Terus
berputar seperti roda, oh mungkin seperti segitiga, yang kadang-kadang berada
di puncak, kadang pula berada di bagian bawah.
Kadang posisi kita saat ini belum sesuai yang kita harapkan,
namun apapun posisinya, hargailah diri sendiri, berkaca lagi. Kenapa? Karena
dengan berkaca kita bisa melihat semuanya,mulai dari topeng dan sifat-sifat
yang kadang kita engga ketahui.
Nikmati apapun posisi yang ada sekarang.
Komentar
Posting Komentar