CINTA BISU



Masa SMP adalah masa masanya anak untuk mencari jati diri, tak terkecuali Winda. Dia hanyalah seorang gadis berumur 12 tahun yang baru tamat sekolah dasar. Yang polos dan belum mengerti apa artinya cinta. Sampai dia bertemu Roma, Winda yang semula pendiam menjadi gadis periang.
Bagaimana tidak, roma telah membuatnya jatuh cinta, pada pandangan pertama.
MOS hari ke-1 26 Juni 2006
Dear diary, mos hari pertama, boseeeeeeeeen banget! Aku sampe pengen pulang gara gara gak betah. Hmm mungkin belum terbiasa kali ya. Dan saat penempatan bangku kelas, aku sebangku dengan fazriya, didepanku ada roma dan deni, serta dibelakangku ada oki dan siti. Waaaah semua teman baruku asyik semua. Cuma roma yang sangat aktif dan akrab dengan semua orang. Orangnya tinggi, manis pula,aku mulai merasa senang didekat roma. Aku putuskan untuk bersahabat dengannya, walaupun dia gak tau, hehe..
MOS hari ke-2 27 Juni 2006
Dear diary, mos hari kedua ini rasanya beda dari hari yang pertama. Yaaaa karena aku udah punya sahabat baru. Bukan bukan, bukan fazriya. dia hanya teman sebangkuku saja. Roma, iya dia roma, dia yang jadi sahabatku. Seneeng banget rasanya, bisa ngobrol,bercanda, pokoknya semuanya deh.
MOS hari ke-3 28 juni 2006
Dear diary, hari terakhir aku masa orientasi disekolah menengah pertama ini. Gatau kenapa aku ngerasa nyaman aja deket sama roma. Jangan jangan aku suka lagi sama dia? Ih emang gini ya rasanya suka sama seseorang?gatau ah, aku ngantuk. Aku tidur dulu ya, good night diary :*

***
Selama winda sekolah, baru kali ini dia menulis diary. Tujuannya, hanya untuk mencurahkan isi hatinya.
“nama panjang lo siapa win?”tanya seorang teman sekelas winda.
Dia yang tidak terbiasa dengan ‘lo’ dan ‘gue’ itu hanya malu malu menjawab,”hmm gue winda aristia.”
“ih kok canggung banget sih? Biasa aja lagi gausah grogi.”dia tersenyum.
“eh iya, nama lo siapa?”gantian cewek itu bertanya.
“gue dina mahardika natiutupulu. Panjang kan? Panggil aja dina.”dia tersenyum lagi.
“oke din.”winda membalas senyumannya.
“oh iya, gue liat lo sering banget ngobrol sama roma ya? Baru aja seminggu tatap muka,udah akrab banget nih.”
“hmm oh itu, emang dia orangnya akrab kali sama semua orang hehe..”winda jadi agak salah tingkah.
“ciee, muka lo merah gitu win? Lo suka ya?”dina to the point.
“ga ah, masa baru beberapa hari ketemu, langsung suka.”
“ya bisa aja dong, itu namanya cinta pandangan pertama. Eh gue laper nih ke kantin dulu ya, mau ikut gak?”
“oh gak, makasih.”
Deg. Pandangan pertama? Mungkin, pikirnya sambil tersenyum. Seminggu pun berlalu tak terasa winda dan roma pun semakin akrab. Akrab dalam arti sebagai sahabat, tidak lebih. Bergosip ria,bercanda bersama, dan berbagi cerita bersama. Memang, bukan hanya winda dan roma saja, tapi dina juga ikut nimbrung.
“eh win, sini deh!”roma tersenyum jail.
“kenapa rom?”dia mulai was was karena tau apa yang akan terjadi.
“eh deni, minjem penggaris lo dong!”
“buat apaan rom?”deni yang disampingnya bingung.
“udah, minjem dulu ya?”dengan gesit roma mengambilnya dan langsung mendekatkan penggaris 30 cm itu ke dagu winda.
“buset, dagu lo turunan firaun ya? Panjang banget nih sampe 6 cm! Hahaha lebih kayanya!”
“aaaahhh roma!!!!!! Iseng banget sih lo!”dia mengeram dan menepuk pundak roma.
“heheheh, peace peace, lagian dari kemaren gue liatin lo ngomong kok dagu lo panjang gitu ya? Lucu win!”
“yah mau gimana lagi, udah dari pabriknya.”winda yang malu langsung menutup dagunya dengan tangannya.
“lah gausah ditutup gitu kali, cantik kok cantik. Eh, mukanya kok merah? Seneng ya gua puji kaya gitu?”
“ih sembarangan nuduh aja, siapa yang seneng, huh.”winda yang masih menutup dagunya yang panjang itu, tiba tiba kedatangan dina dari bangku seberang.
“eeeh, ikutan dong. Kenapa lo rom ketawa ketawa? Ada yang lucu?”
“ini nih, si winda ternyata dagunya panjang banget, hahaha”
“ah masa?”dina memperhatikan winda sejenak,”oh iya rom! Panjang juga ya! Hahaha”
“ih lo din ikut ikutan roma aja lagi, rrrrr”
“sorry win, emang bener kok. Tuh si deni aja manggut manggut.”
“hmm pasrah aja deh.”
***
15 juni 2006
Dear diary, kenapa sih si roma suka banget godain aku! Tapi seneng sih :p malah di bilang cantik lagi, hampir aja aku mau bilang makasih, tapi malah akunya kesel gitu. Muka aku tiba tiba panas! Oow coba aja tadi dina ga ikut nimbrung,aku gak bakal dipermalukan kayak gitu.
1 semester telah dilewati winda dengan baik, dan semakin bertambah akrab dengan teman sekelasnya, apalagi roma. Hujan di pagi itu menghambat winda untuk pergi ke sekolah, untungnya dia punya mobil sekaligus supir agar bisa terhindar dari hujan. Sesampainya di sekolah, dia clingak clingukan mencari seseorang, roma. Kok dia ga ada ya? Apa keujanan? Semoga dia selamat sampai tujuan, katanya dalam hati. Belum 10 detik cewek itu bergumam, datanglah roma dengan baju yang sedikit basah, dan menghampiri winda.
“hei win, kenapa muka lo mendung begitu? Gue udah dateng nih, hehe”seketika senyum cewek itu mengembang.
Bel masuk berbunyi, semua anak duduk pada tempatnya. Belum sempat membalas pertanyaan roma, cowok itu langsung duduk dan langsung memberi kode agar nanti obrolannya dilanjutkan.
Istirahat pertama.. roma tidak menyapa winda seperti biasa, aneh. Dan juga istirahat kedua, roma juga tidak menyapanya, dia malah mengobrol dengan dina dan teman-temannya. Sedikit kesal, dia ceritakan itu kepada fazriya.
“ciee, lo suka ya sama dia? Ga cerita-cerita sih ke gue.”
“emang gu..gue suka ya sama dia? Emang begitu ya orang yang suka sama seseorang?”tanyanya dengan polos.
“ya menurut gue sih gitu, dari muka sama perkataan lo tadi menunjukkan kalau lo suka sama roma. Kenapa gak bilang aja sih sama dia? Lo juga akrab kan?”
“gak mau! Malu ah gue!”mukanya memerah.
“yah masa gitu sih, kalo suka bilang aja. Kalau dipendam jadinya ga enak.”
“masa sih?”tanyanya tak mengerti.
“aduh windaaaa, lo tuh polos banget sih. Kalau lo gak cepet cepet bilang kalau lo suka sama roma, nanti hati lo bakal terusik terus, bakalan terganggu.”
“oh begitu ya, sekarang gue ngerti. Tapi gue ga berani, soalnya baru pertama..”
“apa? Udah gue duga lo baru pertama kali suka sama seseorang, ya kan?”dan winda mengangguk.
Fazriya menambahkan,”yah, kalo urusan pertama kali kayak gini gue gak bisa bantu win, cuma bisa ngasih saran aja. Sorry ya.”
“yaah, yaudah deh. Lagian gue gak terlalu berharap kok sama roma.”jawab winda lemas.
Saat jam pelajaran berlangsung, winda tak henti-hentinya memikirkan cowok didepannya itu. Bilang gak ya, bilang gak ya, hatinya bergumam dan tak sadar tersenyum sendiri dan menuliskan sesuatu dikertas. Fazriya yang sedang memperhatikan papan tulis didepannya seketika melihat winda yang tersenyum sendiri.
“eh win, kenapa lo?”tanya Fazriya bisik-bisik.
“hah? Eh ga kenapa kenapa kok.”winda yang baru sadar dirinya sedang menulis sesuatu dikertas, langsung menyimpannya di kantung bajunya, untung fazriya ga nyadar,katanya dalam hati.
Saatnya istirahat pertama, saatnya kelas sepi. Semua anak-anak berhamburan keluar dan mencari udara segar karena ‘sumpek’ berada dikelas. Kecuali winda, dan kertas yang ia simpan di kantung bajunya tadi, adalah pernyataan suka winda ke roma. Yang akan dia berikan ke roma nanti. Tapi setelah dipikir-pikir, ia tak akan berani memberikan kertas itu ke roma. Akhirnya, ia memberikannya secara diam-diam. Winda dengan sigap memasukkannya ke dalam tasnya roma. Dan hap! Untung saja tidak ada orang yang melihat.
Jam pelajaran telah usai,  semua anak-anak merapihkan dan memasukkan buku kedalam tasnya masing-masing. Winda yang sudah merapihkan tasnya dan memperhatikan roma dengan hati-hati dan langsung melaju cepat keluar kelas.
 “hmm, apaan nih? Kayaknya tadi ga ada kertas ini deh.”
Rom, gue suka sama lo. Maaf ya gue gak ngomong-ngomong sebelumnya. Dari pertama kita ketemu perasaan gue seneeeeng banget. Kita ngobrol, bercanda bareng, pokonya semua deh. Gue cuma mau kasih tau ini aja ke lo, gue gak berharap banyak kok.
***
Dina yang baru akan keluar kelas langsung menghampiri roma yang masih duduk dibangkunya,  “kenapa lo rom ngomong sendiri? Eh, itu yang lo pegang kertas apa? Liat dong?”
“gatau nih din, coba lo baca deh. Kok ga ada namanya ya?”roma kelihatan bingung.
“oh iya ya, dari winda kali nih!”dina sangat cepat mengambil kesimpulan.
“hah masa sih?”dengan setengah percaya roma mengambil kembali kertas yang dipegang dina.
“ya gue cuma nebak doang, coba tanya aja deh besok.”
“gamau ah, lo aja ya? Please..”cowok itu memohon dengan iba.
“lah kenapa emang? Yang dapet kan lo, rom.”
“ya gapapa sih, please ya sekali ini aja.”
“hmm oke deh, besok gue tanya. Ayuk ah, pulang udah sepi.”
“oke.”
Keesokan harinya di sekolah, winda dan roma mengobrol seperti biasa. Kok ada yang aneh ya? Roma ko gak bilang tentang surat itu? Winda bergumam dalam hati. Semakin dipikirkan semakin dia tak berkonsentrasi belajar, dia mengacak-acak rambutnya sendiri dan ingin berteriak, untungnya ada fazriya yang mengingatkan.
Dan saat istirahat, seperti biasa anak-anak berhamburan keluar dan terkecuali winda, dia hanya diam berdiri didepan balkon didepan kelas, memandangi setiap anak murid dan guru-guru yang berlalu-lalang. Ada yang membawa makanan, bermain basket di lapangan, dan lain-lain. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak winda.
“eh, lo din. Gue kira siapa.”
“hehe iya win, lo gak ke kantin?”katanya basa-basi.
“gak males aja.”jawab winda singkat.
“oh. Eh gue mau nanya. lo yang ngirim surat ke roma ya? Jujur lo?” tak ada satu detik jantung winda hampir keluar dari tubuhnya.
“ng, lo tau darimana?”tanyanya penasaran.
“ya gue baca sendiri lah, roma yang nunjukkin.”
Winda yang masih bediri didepan balkon tiba-tiba mukanya berubah pucat dan dingin.
“hmm, iya din gue yang nulis surat itu dan gue yang taruh di tasnya juga.”
“udah gue duga”dina tersenyum sinis.
“gimana nih din? Roma marah ya sama gue?”
“bukannya marah win, dia cuma malu buat ngomong sama lo. Sabar ya, nanti juga dia mau ngobrol ngobrol lagi sama lo”sambil menyeka mata winda yang hampir berkaca-kaca.
1 minggu lebih roma belum juga menyapa winda, hanya sekedar melempar senyum , tidak lebih. Apa yang dirasakan roma, winda juga tidak tahu. Perasaan yang sangat mengganggu itu semakin lama, dan  lama-lama menghilang, tapi perasaan suka kepada roma masih ada. Winda sadari, dia masih belum waktunya untuk mengurusi hal-hal macam itu. Semester demi semester winda jalani dengan penuh keyakinan, 2 tahun sekelas dengan roma membuat winda tidak bisa melupakannya. Tetapi winda yakin, dia akan tetap menyukai roma sampai kapanpun. Karena cinta tidak bisa disalahkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CAS SMP

HATI VS OTAK

TOKYO - YUI (Translation)